Madrasah Ramadhan (1) : Apa itu Alquran?
Ramadhan di sebut sebagai syahr (bulannya) Alquran, karena itu untuk mengambil berkah pada bulan ini, pada ramadhan tahun ini, kajian Islam LI akan menurunkan serentetatn tulisan tentang kitabullah ini dan studi ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya, semoga bermanfaat bagi para pemerhati LI!
——
Madrasah Ramadhan (1) : Apa itu Alquran?
“Sesungguhnya Alquran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. al-Isra : 9)
al-Quran berasal dari bahasa Arab dari kata qira’ah, qara’a yang artinya bacaan. Jadi al-Quran berarti ‘bacaan sempurna’. Adapun secara terminologis, Al-Quran adalah kalam Allah (perkataan Allah) yang memiliki nilai mukjizat yang diturunkan melalui wahyu kepada Rasulullah saaw, yang ditulis dalam mushaf yang diturunkan secara mutawatir dan bagi siapa saja yang membacanya akan bernilai ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 17-18 : “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu” (Q.S. al-Qiyamah : 17-18).
Al-Quran merupakan kitab yang terjaga sejak turunnya hingga akhir dunia. Ia tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi sampai kapanpun dan dimanapun. Al-Quran boleh diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, tetapi bahasa aslinya yang tertulis dalam bahasa Arab tetap harus dijaga. Sebagai proses penjagaan al-Quran para ulama telah mensistematisasikan al-Quran sesuai petunjuk Nabi saaw. Al-Quran menjadi kitab paling sempurna dengan jumlah hurufnya sebanyak 323.015 huruf yang tersusun secara seimbang dalam 77.439 kosa kata. Semuanya itu terhimpun dalam 6236 ayat, 114 surat dan 30 juz.
Perlu diperhatikan terjadinya pebedaan hitungan jumlah ayat, kosa kata, dan huruf adalah dikarenakan pada saat mengajarkannya, terkadang Rasulullah saaw berhenti di ayat tertentu dan tidak melanjutkannya, sehingga seolah ayat yang dibaca itu telah selesai, karena dalam bacaan lain seringkali beliau terus melanjutkan bacaannya tanpa berhenti hingga selesai. Selain itu, ada perbedaan dalam menganggap bismillahirrahman setiap awal surat termasuk ayat atau tidak. Begitu pula dengan huruf-huruf muqatha’ah (huruf-huruf putus) yang ada di awal surat seperti alif, lam, mim, dan sebagainya dihitung satu ayat atau tidak.
Al-Quran juga memiliki nama-nama yang indah sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Para ulama banyak menyebutkan nama-nama lain al-Quran sesuai dengan petunjuk ayat-ayat al-Quran itu sendiri. At-Thabarsi dalam kitab Majma’ al-Bayan menyebutkan tiga nama lain al-Quran yaitu al-Furqan, al-Kitab, dan adz-Dzikr. Selain itu, JamaluddinAbul Futuh Razi, menyebutkan 43 nama lain al-Quran yang memenuhi kualifikasi; Qadhi Azizi menuliskan 55 nama-nama al-Quran, sedangkan Badruddin Zarkasyi menuliskan nama-nama al-Quran mencapai sembilan puluh nama-nama yang mulia.
Diantara nama-nama lain al-Quran yang disebutkan oleh al-Quran itu sendiri adalah : al-Kitab (lihat Q.S. al-Baqarah : 2; An-Nisa : 105), al-Furqan (lihat Q.S. Ali Imran : 4; al-Furqan : 1; al-Anfal : 29), az-Zikr (lihat Q.S. Ali Imran : 58; al-Hijr : 9; an-Nahl : 44; Al-Anbiya : 50), al-Majid (lihat Q.S. Qaf : 1), al-Aziz (lihat Q.S. Fushilat : 41), al-Azhim (lihat Q.S. al-Hijr : 87), al-Karim (lihat Q.S. al-waqiah : 77), al-Munir (lihat Q.S. al-Ahzab : 46), Ruh (lihat as-Syura : 52), al-Kalam (lihat at-Taubah : 6)
Al-Quran merupakan sumber utama umat Islam dalam menjalani kehidupan ini. Dia adalah pedoman, petunjuk, dan inspirasi manusia dalam berpikir, berkata-kata, berbuat, dan juga bersikap, baik dalam urusan individual maupun sosial, dunia maupun akhirat. Imam Husein as, pernah berujar, “Al-Quran memiliki empat dimensi, yaitu dimensi ibarat untuk orang awam, dimensi isyaratnya untuk orang khusus, dmensi kelembutannya untuk para auliya (wali-wali Allah), dan hakikatnya untuk para nabi”.
Dengan meneliti, kandungan tekstual dan kontekstual al-Quran, para ulama telah merumuskan pokok-pokok is al-Quran yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia. Tidak mungkin kita mengulas semuanya. Tetapi, beberapa pokok utama isi al-Quran yang dapat disebutkan adalah :
- Dasar-dasar akidah (ushuluddin) seperti ketuhanan, kenabian, hari akhir, keadilan, kepemimpinan, takdir, dan rincian-rinciannya yang dianggap sesuai.
- Hukum-hukum syariat mengenai peribadatan ritualis antara manusia dan Allah (hablum minallah) sepeti seperti salat, puasa, zakat, haji, jihad, amar ma’ruf nashi munkar, sedekah, doa, dan semua ibadah lainnya.
- Pokok-pokok akhlak yang menjelaskan diantaranya tentang kebaikan dan kejahatan, keharusan menjaga kebersihan diri, kesucian jiwa, dan menghilangkan segala jenis kekotoran hati agar memiliki pancaran cahaya ilahi, mejelaskan sifat-sifat buruk dan baik, serta jalan-jalan menuju kesempurnaan insani.
- Prinsip-prinsip hidup berkeluarga seperti pernikahan, perceraian, harta warisan, pengurusan anak, dan lainnya.
- Tentang sejarah-sejarah para Nabi dan umat-umat-Nya, serta sejarah bangsa-bangsa di dunia yang menjadi penyebab kemajuan dan kehancurannya.
- Ontologi umum yang meliputi kajian tentang alam semesta dan fenomenanya.
- Antropolgi yang meliputi penciptaan manusia, ruh dan potensi-potensi jiwanya, martabat dan kemuliaan manusia, hak dan keajiban, tanggungjawab, kebebasan, karakter, watak, dan berbagai hukum-hukum kemanusiaan yang berdimensi individu, sosial, dan posisi lainnya baik didunia maupun di akhirat.
- Ma’rifah atau pengetahuan yang dapat diperoleh baik dengan jalan biasa (seperti ilmu pengetahuan ilmiah) maupun luar biasa (seperti ilham dan wahyu).
- Prinsip-prinisp kemasyarakatan, seperti hukum perdata, hukum pidana, hukum ekonomi, hukum pengadilan, hukum internasional, dan aturan-aturan politik lainnya.
- Tentang al-Quran itu sendiri yang meliputi diantaranya keutamaannya, karakteristiknya, cara dan tujuan diturunkannya, keajaibannya, keabadiannya, dan gaya bahasanya.
Dengan melihat pada luasnya isi kitabullah ini, maka wajarlah, jika Imam Ali bin Abi Thalib yang merupakan pintu ilmu kenabian menyebutkan keutamaan al-Quran sebagai berikut :
“Ketahuilah bahwa al-Quran ini adalah pemberi nasehat yang tidak akan memperbayai, pemberi petunjuk yang tidak akan menyesatkan, dan pembicara yang tidak akan pernah berbohong. Siapa saja yang menekuni al-Quran, maka akan terjadi hal pada dirinya, yaitu penambahan dan pengurangan. Yakni, bertambahnya hidayah dan berkurangnya kebodohan pada dirinya. Dan ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang setelah mempelajari al-Quran akan mengalami kesulitan, dan tidak seorangpun sebelum mempelajari al-Quran akan merasa berkecukupan. Jadikanlah al-Quran sebagai penawar sakit bagimu, dan mintalah pertolongan kepadanya. Sesungguhnya dalam al-Quran terdapat penawar penyakit bagi sakit yang paling parah sekalipun, seperti kufur, nifak, dan kesesatan. Mohonlah kepada Allah swt dan menghadaplah kepada-Nya dengan penuh rasa cinta.” (hd/liputanislam)