Bashar al-Assad: Kami Tidak Menggunakan Bom Barrel!

0
390
Presiden Bashar al-Assad bersama putra-putri martir di Suriah

Presiden Bashar al-Assad bersama putra-putri martir di Suriah

LiputanIslam.com — Setelah Foreign Affairs, kini BBC News pun mewawancarai Presiden Suriah Bashar al-Assad. Seperti diketahui, BBC adalah salah satu media Barat pro-pemberontak, yang telah berulang kali menyebarkan informasi palsu terkait krisis Suriah. Misalnya, saat menggunakan foto-foto mayat korban perang di Irak –dan disebut sebagai korban perang Suriah. Setelahnya, BBC juga melakukan manipulasi informasi terkait penggunaan bom barrel, dan video palsu saat terjadi serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah.

Apa saja isi wawancara tesebut? Berikut ini ulasan lengkapnya, seperti dilansir oleh Syrian Arab News Agency;

Jeremy Bowen- BBC (JB): Saya telah menghabiskan waktu di garis depan bersama Angkatan Darat Suriah, dan mereka bersikeras bahwa mereka patriotik, patriot, mereka bukanlah pembunuh berdarah dingin. Tetapi, saya juga mewawancarai penduduk, dan banyak wartawan lain, juga aktivis hak asasi manusia – yang menyatakan bahwa mereka sangat menderita akibat ‘tangan’ tentara Suriah. Pastinya, tidak semua perkataan mereka itu bohong.

Bashar al-Assad (BA): Jadi, pastinya bagaimana? Mengapa Anda yakin?

JB: Karena ada kesaksian yang memberatkan. Human Right Watch misalnya, pada tanggal 30 Januari tahun ini, menyatakan bahwa pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad sengaja dengan kejam menyerang warga sipil di daerah yang dikontrol oposisi dengan menggunakan senjata tanpa pandang bulu– dengan menggunakan bom barrel.

BA: Ini adalah cerita kekanak-kanakan yang terus diulang-ulang oleh Barat.

JB: Ini kekanak-kanakan?

BA: Ya, kekanakan. Mengapa? Sekali lagi, jika ada seseorang yang menyerang rakyatnya, melawan kekuatan regional — sebuah kekuatan yang begitu besar, dan kekuatan Barat, lalu tetap mampu bertahan. Bagaimana bisa?

Jika Anda membunuh  rakyat Suriah, apakah mereka akan mendukung Anda? Ataukah mereka akan menjadi musuh Anda? Selama Anda masih mendapatkan dukungan publik, itu artinya Anda membela rakyat. Jika Anda membunuhi rakyat, maka mereka akan melawan Anda. Begitu logikanya dengan menggunakan akal sehat.

JB: Bagaimana dengan bom barrel? Anda tidak membantah kan, bahwa pasukan Anda telah menggunakannya?

BA: Saya tahu bagaimana tentara Suriah. Mereka menggunakan peluru, rudal, dan bom. Saya belum pernah mendengar mereka menggunakan bom barrel, atau mungkin menggunakan panci.

JB: Bom barrel besar yang penuh bahan peledak dan proyektil yang dijatuhkan dari helikopter, lalu meledak dan berdampak buruk. Ada banyak saksi terkait hal ini.

BA: Itulah yang disebut bom. Kami punya bom, rudal dan peluru.

JB: Tetapi Anda tidak membantah kan, bahwa dalam kategori bom, maka bom barrel merupakan senjata yang tak pilih-pilih?

BA: Tidak. Tidak ada yang namanya senjata ‘tanpa pilih-pilih’. Ketika kami menembak, maka kami memiliki target. Targetnya adalah teroris. Dan hal ini bertujuan untuk melindungi warga sipil. Lalu ketika Anda bicara tentang korban, maka, inilah perang. Tidak ada perang tanpa korban jiwa.

JB: Selalu ada korban jiwa dalam setiap perang, dan penduduk pun tewas. Tetapi itu merupakan tanggung jawab hukum kemanusiaan internasional, untuk memastikan kedua belah pihak melakukan segala sesuatu untuk tetap melindungi warga sipil. Ada tuduhan bahwa tentara Suriah menggunakan bom barrel, dan Staffan de Mistura, sekali lagi, utusan PBB, ia berbicara tentang kekhawatiran akibat bom barrel. Artinya, Anda tidak menghormati hukum humaniter (yang seharusnya)– memberikan perlindungan bagi rakyat. Apa yang bisa Anda jelaskan tentang hal ini?

BA: Pertama-tama, kami telah diserang di Damaskus dan Aleppo. Kami diserang oleh pemberontak, bukan sebaliknya. Mereka menyerang Suriah dengan mortir, sehingga, kami harus membalas untuk membela rakyat. Itu jelas.

Kedua, sekali lagi, Anda berbicara tentang pemerintah yang membunuh rakyat dan orang-orang yang mendukungnya. Ini adalah sesuatu yang kontradiksi. Tidak masuk akal. Dan untuk menjawabnya, bagaimana mungkin Anda membela dan membunuh rakyat pada saat yang bersamaan?

JB: Tentu Anda memiliki banyak pendukung di kalangan rakyat Suriah. Namun di wilayah yang dikuasai pemberontak, tuduhannya adalah bahwa orang-orang Anda telah menggunakan senjata tanpa pandang bulu — mereka menyerang di lokasi pemberontak, mamun karena ada warga sipil juga di sana, maka mereka pun turut terbunuh. Dan jika Anda tidak menggunakan senjata seperti bom barrel, maka hal ini tidak akan terjadi.

BA: Selama peperangan, Anda akan menemukan ada banyak tuduhan, berbagai dugaan, lalu pihak-pihak yang saling menyalahkan satu sama lain, tetapi, Anda harus bicara tentang realita. Keluarga para pemberontak, mereka datang kepada pemerintah untuk mendapatkan perlindungan, bukan sebaliknya. Anda bisa melihat sekarang dimana mereka tinggal dan siapa yang mengurus mereka. Jika kami membunuhi warga sipil, maka seharusnya mereka melarikan diri, bukan datang kepada kami.

JB: Sekarang, jika Anda menghentikan (penggunaan) bom barrel – tapi itu tidak Anda lakukan. Apakah Anda tidak berusaha menolong diri Anda sendiri di hadapan masyarakat internasional? Ada yang menyatakan bahwa Anda adalah mitra potensial dalam memerangi IS, dan bahwa Anda bisa mengambil bagian dalam menemukan solusi krisis. Hal yang cukup mudah bukan, jika Anda perintahkan kepada jenderal Anda, “Perhatikan, tidak boleh lagi ada serangan.” Maka, tidak akan ada lagi serangan. Dan tidak ada keraguan lagi bahwa hal ini akan meningkatkan posisi Anda di mata internasional.

BA: Jadi, bagian pertama dari pertanyaan Anda adalah meminta kami untuk menghentikan tugas membela rakyat dari teroris?

JB: Jadi, penggunaan jalan kekerasan itu sah?

BA: Tentu saja

JB: Termasuk bom barrel?

BA: Tidak ada bom barrel.

JB: Anda tidak memiliki bom barel sama sekali?

Presiden Assad bersama putra-putri martir Suriah

Presiden Assad bersama putra-putri martir Suriah

BA: Kami  tidak memiliki barrel. Sekali lagi, ini seperti berbicara tentang panci. Kami tidak memiliki panci. Kami hanya memiliki, sebagaimana tentara pada umumnya, kami punya bom, kami punya rudal, kami punya peluru, dan sejenisnya.

JB: Anda telah menyerahkan gudang senjata kimia Anda. Tetapi sebagaimana yang Anda ketahui bahwa minggu ini, Organization for the Prohibition of Chemical Weaponsmengutuk penggunaan gas klorin di Suriah. Mereka mengatakan dengan percaya diri bahwa gas klorin ini digunakan pada musim panas lalu. Mereka tidak menyalahkan pihak manapun, tetapi mereka mengatakan bahwa pada saat terjadinya serangan, sebanyak 32 dari 37 orang yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka mendengar helikopter di dekat desa. Dan kelompok bersenjata (pemberontak) tidak memiliki helikopter, sedangkan Anda punya helikopter. Apakah mereka menyerang dengan gas klorin?

BA: Gas klorin ada di segala pabrik, dalam setiap rumah di Suriah, dan dimana-mana di seluruh dunia. Klorin bukanlah bahan militer.

JB: Tapi klorin dapat dimilitarisasikan (digunakan dalam keperluan militer).

BA: Apapun bisa dimilitarisasikan. Ini yang pertama … [kalimat Assad dipotong BBC]

JB: Apakah gas klorin dapat dimilitarisasikan?

BA: Kedua, jika Anda ingin menggunakan gas sebagai WMD (Weapon of mass destruction-senjata pemusnah massal) , maka seharusnya Anda berbicara tentang ribuan atau puluhan ribu korban dalam beberapa jam. Itu tidak terjadi di Suriah. Ketiga, dengan persenjataan kami, kami akan… [kalimat Assad dipotong BBC]

JB: Itu terjadi pada musim panas lalu, pada bulan Agustus 2013.

BA: Siapa yang memverifikasi? Siapa yang menyerang? Siapa yang memverifikasi angka (korban yang tewas dalam serangan tersebut-red)?

JB: Bukan Anda yang melakukan serangan itu?

BA: Pastinya tidak. Kami berdekatan dengan titik lokasi kejadian, dan itu tentu berbahaya bagi kami. Kedua, jumlah korban tidak sebanyak itu, sebagaimana yang dilebih-lebihkan oleh media. Jadi itu bukanlah WMD. Serangan itu bukanlah gas. Itu adalah… sesuatu yang kami tidak tahu, karena kami tidak berada di situ.

JB: Jadi Anda tidak menggunakan gas klorin?

BA: Tidak, pastinya tidak.

Previous… || Next…

DISKUSI: