Tragedi Sinjar, Puluhan Ribu Jiwa Menyongsong Maut
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyatakan memperkirakan sekitar 20,000 hingga 30,000 warga terjebak di pegunungan Sinjar dalam keadaan terlunta tanpa air dan bahan makanan.
Sebagaimana dilansir IRNA Selasa kemarin (12/8), Juru Bicara UNHCR Adrian Edwards mengatakan kondisi mereka tidak seperti 35,000 warga lainnya yang berhasil lolos dari sergapan maut dengan bergerak ke arah Suriah dan tiba ke kota Zakhu, Kurdistan Irak, dengan bantuan pasukan Kurdi dan pasukan pemerintah pusat Irak.
Berbagai sumber lokal Sinjar menyebutkan bahwa kawanan ISIS ketat mengepung pegunungan Sinjar sehingga tidak memungkinkan penduduk yang terjebak untuk keluar. Para korban keganasan ISIS menderita kelaparan dan kehausan. Sejauh ini sudah puluhan orang, terutama anak kecil dan lansia, meninggal dunia susul menyusul akibat kelaparan, dehidrasi dan keletihan.
Para petinggi PBB dalam dua terakhir telah berulangkali menyatakan bahwa kondisi mereka sudah kritis. Pakar hak minoritas PBB Rita Izsak, sebagaimana dilaporkan Sky News Selasa kemarin, mengatakan, “Mereka sedang menghadapi kekejaman massal dan potensi terjadinya genosida dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam mendatang.”
Dalam tiga hari terakhir dilaporkan bahwa pasukan Irak dan AS telah mengirimkan bantuan air dan bahan makanan untuk pengungsi melalui helikopter, tapi tampaknya cara ini juga tidak membuahkan hasil yang signifikan. Berbagai sumber Kurdi mengatakan kepada IRNA bahwa banyak bantuan yang rusak akibat membentur tanah, atau jatuh ke tempat yang tak terjangkau, atau bahkan sebagian mungkin justru jatuh ke tangan teroris ISIS.
Dalam insiden terbaru, helikopter Irak pembawa bantuan untuk warga Yazidi di pegunungan terhempas ketika hendak mengudara akibat terlalu banyak membawa pengungsi Selasa kemarin. Pilot helikopter meninggal dunia, sedangkan 20 orang lainnya cidera, termasuk Vian Dakhil, anggota parlemen Irak dari komunitas Yazidi.
Meski demikian, masih ada warga Sinjar lain yang berhasil lolos dari ancaman maut dan ditampung di kota Zakhu dan Dahuk yang juga merupakan wilayah Kurdistan Irak. Di Zakhu saja terdapat sedikitnya 100,000 orang yang akibat minimnya fasilitas sebagian terpaksa tinggal di kolong-kolong jembatan, bangunan-bangunan tua yang sudah tak terpakai, atau bangunan-bangunan yang belum selesai. Sedangkan kota Dahuk sudah menampung sekitar 400,000 pengungsi yang sebagian besar berasal dari beberapa kawasan Mosul yang diduduki oleh gerombolan teroris ISIS. (mm)