Nahi Munkar atau Nyambi Munkar?
LiputanIslam.com — Diskusi yang bertema “Palestina: Fokus Pemersatu Perjuangan Umat” yang diselenggarakan dalam Islamic Book Fair di Jakarta (9/3) Dr. Joserizal yang didampingi Adi Sasono (mantan Menteri Koperasi dan UKM) menyerukan agar umat Islam, dan semua umat manusia yang masih menjunjung tinggi kemanusiaan tetap mendukung perjuangan bangsa Palestina dan upaya pembebasan masjid al-Aqsha. Al- Aqsha adalah milik tiga agama, Muslim, Kristen, Yahudi, namun kini dijajah oleh Zionis Israel.
Namun, oleh kaum takfiri, acara ini ditanggapi negatif, dan lagi-lagi mengaitkan dengan isu Sunni – Syiah. Nahi Munkar (http://www.nahimunkar.com/ramai-di-media-sosial-terduga-syiah-akan-tampil-di-panggung-ibf/ ), sebuah media takfiri penyulut perselisihan menyerukan kepada pembacanya untuk menolak acara tersebut dengan menggunakan kaos anti-Syiah saat menghadiri diskusi. Siapakah yang dituduh terduga Syiah oleh Nahi Munkar? Tentu saja dr. Joserizal dari MERC.
Benarkah dr. Joserizal Syiah? Atau terduga Syiah? Team Liputan Islam menemukan fakta yang sangat menarik terkait artikel tersebut. Seorang pengguna Disqus berkomentar seperti ini:
“Bersediakah Anda, Abu Jundi Muwahhid dan redaksi nahimunkar.com saya pertemukan dengan terduga Syiah? Silahkan tentukan tempat dan waktunya. Niatan saya, agar kita semua selamat dari fitnah yang menghancurkan.”
Komentar tersebut statusnya pending, dan beberapa jam kemudian berubah menjadi removed. Yang artinya, Nahimunkar telah menghapus komentar tersebut, dan tidak menanggapi ajakan untuk tabayyun atau cek-ricek sebuah kabar. Hal ini tentu saja mengundang tanda tanya besar, mengapa Nahimunkar yang merasa berada di posisi benar dan si terduga Syiah dianggap sesat, tidak mau (atau tidak berani ?) untuk berdialog dengan pihak yang mereka sudutkan? Hakim saja, dalam memutuskan sebuah perkara mendatangkan si korban dan pelaku, memberikan kesempatan bagi masing-masing pihak untuk mengajukan tuntutan maupun pembelaan, lalu mengapa Nahimunkar menghakimi tanpa memberikan kesempatan bagi si tertuduh untuk membela diri?Bukan hanya dr. Jozerizal yang dilabel ‘Syiah’ atau ‘terduga Syiah’ oleh Nahimunkar. Dari artikel Kabar Islam (http://kabarislamia.blogspot.com/2014/03/baca-nahimunkarcom-yg-penuh-kebencian.html), disebutkan:
“Kasihan juga melihat teman-teman di FB yang membaca Arrahmah.com atau NahiMunkar.com dan menganggap berita-berita dari website tersebut Islami dan benar. Padahal situs itu menghina banyak ulama seperti menghina Ketua NU dan Ketua Muhammadiyah yang merupakan dua ormas Islam terbesar di Indonesia. Selain itu, mereka juga menghina banyak muslimin. Akhirnya mereka yang semula santun dan halus pun menjadi kasar dan penuh hasud serta kebencian. Penuh dengki dengki terhadap sesama muslim. Padahal yang demikian itu bukan ajaran Islam.”
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat: 12]
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara terhadap muslim lainnya, ia tidak boleh menganiaya dan menghinanya. Seseorang cukup dianggap berlaku jahat karena ia menghina saudaranya sesama muslim.”(HR.Muslim)