Jawaban Untuk Voa-Islam (3): Yasser Habib Kok Didengar?!
Voa-Islam dalam artikel berjudul “Liputan Islam yang Mengelak” menulis tanggapan atas tulisan Liputan Islam yang berjudul “Menjawab Teguran Voa Islam”. Sebagai upaya tabayun, untuk mengklarifikasi berbagai tuduhan, kami memutuskan untuk menjawabnya dan karena jawabanya sangat panjang, kami membaginya dalam 4 bagian. Berikut ini bagian ketiga.
Yasser Habib: Ulama yang Bukan Ulama
Voa- Islam menulis:
“Dalam sebuah video yang diunggah di youtube, Yasir Habib menuntum seorang untuk masuk agama syiah dengan syahadat yang berbeda. Pada kesempatan itu ia mengakui bahwa sebagaian syiah tidak tasyayyu’ haqiqi, namun tasyayyu’ siyasi. Dan tidak mengherankan, karena syiah imamiyyah memiliki akidah taqiyyah untuk menyembunyikan akidahnya. Memang ada ulama syiah yang jelas-jelas tidak mencela sahabat seperti Syaikh Fazlullah. Namun beliau pun menjadi bahan “serang” oleh ulama-ulama syiah lain. Maka silahkan lihat ulama-ulama syiah saling menghujat dan bahkan mengkafirkan”
Jawaban kami:
Pertama, emang siapa tuh Yasser Habib? Dalam penelitian ilmiah ‘sekuler’-pun, kita musti merujuk pendapat para pakar, bukan orang di pinggir jalan. Contohnya, apa mungkin meneliti masalah sistem politik Indonesia dengan merujuk pendapat penjual tahu di pasar? Tentu tidak, kita musti mencari narasumber yang sudah diakui kepakaran, misalnya ilmuwan politik dari LIPI. Apalagi masalah agama.
Dalam mazhab Syiah, yang dianggap ‘pakar’ dan rujukan yang valid adalah para Ayatullah (sudah setingkat profesor), dan posisi tertinggi di antara mereka adalah Rahbar atau Wali Faqih, yaitu Ayatullah Al Uzhma, Sayyid Ali Khamenei. Beliau mengatakan, “Syiah yang dipropagandakan melalui media massa London dan Amerika dengan target memecah belah umat tidaklah berada di jalur Syiah yang sesungguhnya.”
Nah, siapa itu yang dimaksud ‘propagandis Syiah dari London’ ? Tak lain, Yasser Habib.
Kedua, Mari Kenalan Dulu dengan Yasser al-Habib
Dia dilahirkan di Kuwait pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama “terkemuka”. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait, artinya tidak ada latar belakang keilmuan hauzah ilmiah. Pandangannya dalam agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummul Mukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003.
Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukuman selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait. Karena tidak mendapat izin dari pemerintah untuk tinggal di Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris.
Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin Organisasi Khaddam Al-Mahdi. Setelah mendapat suaka dari pemerintah Inggris, entah bagaimana organisasinya semakin “makmur”. Punya kantor, koran, hauzah (semacam pesantren), majelis, yayasan dan juga website sendiri. Karena perkembangannya yang cepat inilah muncul kecurigaan bantuan dana dari pemerintah Inggris. Kita semakin curiga, karena pemerintah Kuwait berulang kali meminta agar Yasser Al-Habib ditangkap namun ditolak oleh Interpol.
Hubungan Yasser Habib dengan Mesir, Iran, dan sebagian besar ulama Syiah nampaknya tidak harmonis. Dalam situsnya, ia kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas Imam Khomeini dan Ayatullah Ali Khamenei, bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja’. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser Al-Habib sangat tidak merepresentasikan mayoritas ulama Syiah yang menghendaki persatuan dan perbaikan umat muslim. Tidak adil jika Anda mengutip pendapatnya dan menuliskan bahwa itu adalah pandangan (mayoritas) pengikut Syiah, padahal hanyalah pandangan pribadinya. Dan karena itu kita perlu waspada dan mengetahui mengenai rancangan CIA dalam menciptakan “ulama-ulama” palsu.
Ayatullah Makarim Shirazi: Yasser Al Habib itu Tidak Tahu Apa-apa, dan Wahabi Lebih Bodoh Lagi
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al-Uzhma Makarim Shirazi dalam perkuliahannya (tanggal 3/10) menyikapi munculnya fitnah terbaru yang dihadapi umat Syiah dengan keberadaan Yasser al Habib yang mengatasnamakan Syiah telah melakukan penghinaan terhadap istri Nabi Ummul Mukminin Aisyah ra. Beliau berkata, “Apakah kamu mendengar ada seseorang yang tidak tahu apa-apa namun menyebut diri sebagai ulama Syiah yang sekarang menetap di London yang telah mengucapkan perkataan-perkataan yang tidak sepantasnya disematkan kepada istri Nabi saww?”
Beliau menegaskan bahwa individu tersebut (Yasser Habib-red) tidak layak mengatasnamakan diri sebagai ulama Syiah sebab tidak memiliki kapasitas apa-apa, “Orang itu memang tidak tahu apa-apa, atau memang sedang tidak waras, namun lebih bodoh dari itu adalah ulama-ulama Wahabi yang bersandar dengan ucapan-ucapan Yasser dengan mengatakan, “Syiah telah menampakkan hakekat aslinya.” Ini menunjukkan mereka berdalil dengan sesuatu yang tidak logis sebab hanya menyandarkan pendapatnya pada satu orang yang tidak dikenal, dan tidak bersandar pada pendapat ulama-ulama Syiah lainnya. Saya menulis sekitar 140 kitab mengenai aqidah, tafsir, dan ilmu-ilmu lainnya dan tidak satupun dalam kitab saya, saya menulis penghinaan terhadap istri Nabi, sementara Yasser tidak menghasilkan karya apapun dan berbicara tanpa sanad.”
Ulama besar yang merupakan marja taklid (ulama yang diikuti fatwa-fatwanya) dalam dunia Syiah ini melanjutkan, “Kami mengatakan bahwa ucapan orang tersebut adalah perkataan buruk dan bohong besar, dan ia tidak tahu apa-apa namun ulama-ulama Wahabi justru bersandar pada ucapannya. Ada kemungkinan ceramah-ceramah tidak senonoh dari orang yang bermukim di London ini adalah sebuah konspirasi, dan Wahabi yang berada di Hijaz memanfaatkan ceramah-ceramah itu untuk merusak citra Syiah dan menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam sampai mereka mendapatkan keuntungan pribadi dari tipu muslihat ini.”
Ayatullah Shirazi melanjutkan, “Di antara syubhat lainnya, yang ulama-ulama Wahabi lontarkan, mereka berkata, kalau memang perbuatan Yasser tersebut sesuatu yang terlaknat lantas mengapa Ayatullah-ayatullah kalian tidak mengatakan apa-apa? Mereka melontarkan syubhat tersebut dengan terus bertanya padahl kami telah mengutuk perbuatan tersebut dan mengatakan bahwa kita tidak mengenal bentuk penghinaan apapun terhadap istri-istri Nabi, yang kita tahu, penghinaan terhadap istri-istri Nabi sama halnya menghina Nabi sendiri.”
“Apakah Wahabi lupa mengenai fatwa mati Imam Khomeini terhadap Salman Rusdi yang telah menghina Islam dan menyatakan bahwa ia telah murtad dari Islam? Apa mereka ulama-ulama Wahabi itu tidak mengetahui bahwa Salman Rusdi dalam buku Ayat-ayat Syaitan-nya itu bukan hanya menghina Nabi namun juga melakukan penghinaan terhadap istri-istri Nabi tetapi mengapa mereka berdiam saja dan tidak mengeluarkan kutukan apapun terhadap Salman Rusdi sementara Imam Khomeini melakukannya? Ini menunjukkan bahwa mereka bukan ahli logika dan tidak lagi mampu berpikir sehat. Berseberangan dengan mereka, di antara ulama-ulama Sunni mengetahui fatwa-fatwa dan pengecaman kami (ulama-ulama Syiah) dan mereka menyatakan kegembiraannya dengan itu,” tegasnya.
Ayatullah Shirazi di akhir pembicaraannya mengatakan, “Kita harus lebih waspada dan berhati-hati dalam setiap diskusi dan dialog, jawablah setiap pertanyaan dengan dalil dan hujjah yang tegas, dengan argumen-argumen yang sehat dan kuat dan jangan melakukan hal-hal yang dapat memicu perselisihan dan semakin memperlebar jurang perpecahan. Saya yakin umat Islam pada akhirnya akan bergandengan tangan satu sama lain dan tidak terjebak dalam fitnah perpecahan yang gencar dihembuskan musuh-musuh Islam.”
Yasser al-Habib Salah Kostum
Penampilan Yasser al Habib memang seperti ulama: ia menggunakan pakaian yang merupakan ciri khas pakaian ulama Syiah. Namun sesungguhnya itu adalah pakaian khusus yang hanya boleh dikenakan oleh lulusan atau alumni dari Hauzah Ilmiyah; padahal Yasser bukanlah lulusan Hauzah Ilmiyyah manapun.
Yasser al Habib selama bulan Ramadhan kemarin dengan provokatif mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memicu pertikaian dengan menyematkan hal-hal yang tidak pantas kepada Ummul Mukminin Aisyah. Ulama-ulama Syiah dari Arab Saudi dan Kuwait di antaranya, Syaikh Amri, Syaikh Husain Mu’tawaq, Syaikh Hasan Safaar, Syaikh Al al-Muhsin, Syaikh Hasyim as Salman dan lain-lain telah mengecam keras pernyataan-pernyataan Yasser al Habib yang dianggap telah melukai hati umat Islam.
Sesuatu yang mengherankan, di tengah kecaman kaum muslimin dan para ulama, baik Sunni maupun Syiah, Yasser al Habib justru mendapat perlindungan dan pembelaan dari pemerintah Inggris. Inilah yang dimaksud dengan pernyataan Ayatullah Khamenei : Syiah yang dipropagandakan melalui media massa di London maupun Amerika adalah Syiah yang tidak berada di jalur sesungguhnya. Inilah mereka yang berkedok Syiah padahal sesungguhnya antek Zionis.
Gaya Yasser Habib dan Gaya Voa-Islam
Ada fakta yang aneh tapi nyata di sini: Yasser Habib mengaku Syiah, tapi perilakunya berlawanan dengan fatwa-fatwa dan nasehat para ulama besar Syiah. Hasilnya: muncul perpecahan dan kebencian di antara kaum muslimin. Di sisi lain, Voa-Islam dan media sejenisnya selalu berkeras kepala menyebarluaskan ucapan-ucapan seorang Yasser Habib, tanpa peduli pada tabayun yang kami lakukan (dan dilakukan oleh banyak pihak lainnya). Hasilnya: kebencian dan perpecahan di tengah muslim Indonesia.
Lho..lho.. kok output ‘gaya’ Yaser Habib dan Voa-Islam (dkk) sama ya? Apa mereka berada di barisan yang sama? 😀
Ini bukan cuma penilaian LI lho ya… Syafi’ Alielha, pemimpin redaksi NU Online, mendampingi Direktur Eksekutif Matriks Indonesia Agus Sudibyo, pun pernah mendaftar situs-situs Islam yang menebar kebencian, “Setidaknya ada empat situs yang sangat tinggi rate-nya di dunia maya: ar-rahmah.com, dakwatuna.com, voa.islam.com, hidayatullah.com,” paparnya. http://www.muslimedianews.com/2014/03/inilah-4-situs-islam-penebar-kebencian.html#ixzz2yI7nmqpX
(bersambung ke bagian keempat)