Hari al-Quds, Konjen AS di Surabaya Jadi Sasaran Demo Anti Israel
Massa yang mulai berkumpul sejak sekitar pukul 13.00 WIB itu terbagi menjadi dua bagian terpisah laki-laki dan perempuan yang terdiri dari berbagai usia, mulai anak-anak kecil, remaja hingga orang-orang tua. Mereka datang membentangkan spanduk bertuliskan “America is Big Satan” (Ameria Si Setan Besar) serta poster-poster bertuliskan antara lain “Stop Genocide in Gaza” (Stop Pembunuhan Massal di Gaza) dan “Jihad is The Only Way to Free Palestine” (Jihad Adalah Satu-Satunya Jalan Untuk Pembebasan Palestina). Selain itu mereka juga mengibarkan bendera-bendera Indonesia dan Palestina.
Dalam aksi itu Khoiruman selaku korlap KUMAIL dalam orasinya dari atas panggung kecil menyebut Israel sebagai penjahat perang yang telah melakukan genosida di Gaza dengan dukungan penuh dari AS. Selain itu dia juga mengecam sikap bungkam negara-negara Arab dan Islam, terutama Mesir yang bahkan masih menutup pintu perbatasan Rafah bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza. Dia mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) agar segera turun tangan menghentikan kekejaman Rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina.
Orasi serupa juga disuarakan oleh peserta demo Abdillah Baabud. Dia juga mengingatkan bahaya kaum takfiri yang disebutnya gigih mengacak-acak persatuan umat Islam.
“Berpuluh-puluh tahun mesin-mesin perang Israel menganiaya dan menindas bangsa Palestina, sedangkan umat Islam justru rentan diadu domba sehingga bangsa Palestina terbiarkan di bawah penindasan Israel,” ujarnya.
Dia menambahkan, “Alih-alih mengerahkan kekuatan untuk membela Palestina, sebagian umat Islam justru bersemangat mengobarkan perang saudara di Suriah, Irak, Mesir, Afghanistan dan lain-lain.”
Menurutnya, di tengah umat Islam terdapat kaum takfiri yang bergerak untuk kepentingan musuh-musuh Islam. Dia menyebutkan beberapa ciri kaum takfiri yang antara ialah merasa benar sendiri, menyukai kekerasan, dan gemar menebar label kafir dan sesat.
Aksi berlangsung damai di lokasi yang berjarak sekitar 100 meter dari bagian belakang Konjen AS. Mereka tidak dapat melangsungkan aksi dari jarak yang lebih dekat karena lokasi sekitar dijaga puluhan personil Polrestabes Surabaya.
Meski jumlah massa relatif besar, namun karena aksi berlangsung tertib, damai dan lebih bernuansa kebangsaan, puluhan personil polisi terlihat lebih rileks, dan sebagian besar malah memilih duduk bercengkrama di sisi jalan di bawah pepohonan.
Dari lokasi tersebut massa Kumail yang mengenakan ikat kepala bertuliskan “Free Palestine” beralih ke lokasi lain di Jalan dr. Soetomo yang merupakan lokasi Konjen AS sebelumnya. Di situ mereka mengelar aksi longmarch dan bergerak hingga Taman Bungkul sebelum akhirnya membubarkan diri. (mm)