Arrahmah.com Pelintir Pernyataan Menlu Suriah
LiputanIslam.com — Situs Arrahmah.com kembali memelintir berita terkait pernyataan Menteri Luar Negeri Suriah, Al-Moallem. Dalam laporannya yang berjudul ‘Rezim Syiah Nushairiyah Pimpinan Assad Puas Dengan Kampanye Militer yang Dilancarkan AS dan Sekutunya’, Arrahmah menyatakan bahwa Moallem berkata, “Pemerintahannya puas dengan kampanye udara yang dipimpin AS terhadap kelompok ISIS dan menambahkan bahwa serangan udara harus diperluas untuk mencakup semua kelompok militan di Suriah.”
Benarkah Al-Moallem mendukung penyerangan AS terhadap wilayah Suriah? Dan bagaimana sebenarnya pernyataan Al-Moallem?
Pertama, harus diluruskan kembali bahwa Suriah adalah negara sekuler, bukan negara yang dibangun berdasarkan agama atau mazhab tertentu. Bashar al-Assad yang kembai terpilih sebagai presiden dengan kemenangan 88,7 persen saat pemilu pada Juni lalu, berasal dari Partai Ba’ath yang menganut ideologi sosialis. Sehingga redaksi ‘Rezim Syiah Nushairiyah’ yang kerap digunakan oleh Arrahmah dan situs-situs Takfiri lainnya, tidak relevan dengan fakta. Indonesia pernah memiliki seorang presiden yang berasal dari Nahdlatul Ulama, yaitu almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Apakah lantas pemerintahan di Indonesia disebut sebagai Rezim NU? Tentu saja tidak.
Artinya, Arrahmah masih konsisten mengemas konflik di Suriah dengan isu sekterian untuk mengadu domba, padahal perang Suriah sebenarnya murni karena persoalan geopolitik dan ekonomi.
Kedua, dari berita yang dilansir Kantor Berita SANA, Al-Moallem memang menyampaikan pidato pada Senin (29/9/2014) dalam pertemuan ke-69 Majelis Umum PBB. Namun antara pernyataan asli al-Moallem dengan berita yang dirilis Arrahmah, sangat jauh berbeda. Pidato dari Al-Moallem bisa dibaca di sini.
Al-Moallem menegaskan bahwa Suriah mendukung setiap upaya internasional untuk memerangi terorisme selama perlawanan terhadap teroris dilakukan dengan tetap mempertahankan keberlangsungan hidup warga sipil dan kedaulatan nasional, bawah payung perjanjian internasional. Moallem menyatakan bahwa pihaknya telah mengungkapkan berkali-kali kondisi Suriah yang diterjang badai terorisme sejak tiga setengah tahun yang lalu.
“Kami telah berbicara dalam berbagai kesempatan bahwa Suriah tengah dilanda badai terorisme yang tidak mengenal batas. Anda menyaksikan sendiri seperti apa ISIS, teroris paling berbahaya yang memperbudak, memperkosa dan menjual para wanita, mereka memotong kepala dan mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara membunuh, mereka menghancurkan warisan sejarah baik milik Islam maupun Kristen,” ujarnya.
Al-Moallem menyatakan, sudah seharusnya dunia membuka mata bahwa segenap faksi teroris di Suriah seperti ISIS, Al-Nusra dan kelompok lainnya yang berafiliasi dengan Al-Qaeda merupakan ancaman serius bagi seluruh dunia. Dan Moallem mengecam standar ganda yang ditunjukkan oleh negara-negara pendukung terorisme di Suriah seperti Amerika Serikat (AS).
“Kebijakan yang diambil oleh pemerintah AS merupakan standar ganda. Mereka mendukung kelompok pemberontak yang mereka anggap ‘moderat’ dengan uang dan senjata, padahal, dukungan ini justru akan meningkatkan kekerasan dan terorisme di Suriah. Hal ini bertujuan untuk memperpanjang krisis di Suriah, dan menghancurkan upaya penyelesaian masalah melalui solusi politik,” kecamnya.
Upaya Suriah untuk mengajak masyarakat internasional untuk memerangi terorisme sudah dicetuskan sejak lama. Misalnya, saat berlangsungnya Konferensi Jenewa II. Saat itu, Al-Moallem meminta seluruh dunia bangkit untuk melawan terorisme.
“Hari ini, dalam pertemuan ini ada kekuatan Arab dan Barat, kita dihadapkan dengan pilihan sederhana: kita dapat memilih untuk memerangi terorisme dan ekstremisme bersama-sama dan untuk memulai proses politik baru, atau Anda terus mendukung terorisme di Suriah. Mari kita tolak dan isolasi tangan hitam dan wajah-wajah palsu, yang tersenyum di hadapan publik tetapi diam-diam termakan ideologi teroris yang menyerang Suriah hari ini, yang pada akhirnya menyebar untuk menginfeksi kita semua. Ini adalah kebenaran dan takdir, marilah kita bangkit untuk melawan,” ujar Moallem.
Sebagaimana telah seringkali diulas dalam Liputan Islam, terorisme di Suriah terjadi sedemikan hebat lantaran kuatnya dukungan finansial dari negara-negara Arab dan Barat. Sedangkan pemerintah Suriah sendiri menawarkan solusi dialog untuk menyelesaikan konflik, yang sayangnya, tidak diindahkan.
“Kami konsisten, bahwa dialog antara rakyat Suriah adalah satu-satunya solusi. Tetapi sebagaimana halnya dengan negara-negara lain yang yang telah diguncang terorisme, kami memiliki tugas konstitusional untuk membela warga negara kami dan kami akan konsisten memberantas terorisme yang menyerang Suriah terlepas dari afiliasi politik mereka. Pluralisme politik dan terorisme tidak dapat hidup berdampingan dalam ruang yang sama. Politik hanya bisa makmur dengan memerangi terorisme, dan tidak akan bisa tumbuh selama masih dalam bayang-bayang teroris.”
Berbagai propaganda Arrahmah lainnya:
Informasi Palsu Arrahmah Terkait Foto Pawai Gaza
Arrahmah yang Konsisten Plintat Plintut
Arrahmah, Situs yang Berbahaya
Propaganda Arrahmah Atas Krisis Irak (ba)