Ini Dia Berbagai Kekisruhan Asian Games di Korsel
Incheon, LiputanIslam.com–Pelaksanaan Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, diwarnai berbagai kekisruhan, mulai dari masalah hijab, ruang ganti, hingga penghinaan lagu kebangsaan.
Pada Rabu (24/9/2014), tim basket perempuan Qatar didiskualifikasi dari Asian Games 2014 karena tetap hendak memakai hijab untuk bertanding. Seharusnya mereka bertanding melawan Mongolia dalam laga perdana. Federasi Basket Internasional (FIBA) mengatur pemain perempuan tidak boleh mengenakan hijab selama pertandingan. Sebaliknya, para pemain Qatar menolak melepas hijab karena itu bertentangan dengan keyakinan mereka.
Direktur Jenderal Dewan Olimpiade Asia (OCA) OCA, Husain Al-Musallam mengkritik kejadian ini dengan mengatakan, “Hak atlet harus menjadi prioritas tertinggi.”
“Federasi olahraga wajib melindungi atlet dan memungkinkan mereka memiliki kebebasan pilihan secara bermartabat,” imbuh Al Musallam.
Sementara itu, kontingen Jepang membuat heboh karena menyebut Korea Selatan sebagai ‘negara berkembang’. Komentar bernada merendahkan ini muncul gara-gara timnas sepak bola negaranya tidak mendapati ruang ganti di tempat latihan.
“Saya dengar tempat latihan tidak punya ruang ganti. Bagaimanapun juga, kami tetap gunakan itu karena kebanyakan tempat latihan di negara berkembang memang seperti ini,” kata juru bicara tim Jepang Yasuhiro Nakamori kepada harian Sankei, seperti dikutip Korea Times, Jumat (26/9/2014).
Akibat ketiadaan ruang ganti, para pemain timnas Jepang tidak bisa mandi seusai latihan sebagaimana lazimnya. Sebelumnya, Sankei juga melaporkan bahwa tim Jepang harus berjalan ke lantai 17 dengan menggunakan tangga manual, karena lift rusak.
Kejadian lain, perenang China, Sun Yang, mengeluarkan celetukan bahwa lagu kebangsaan Jepang yang sedang diperdengarkan pada saat itu terdengar buruk.
Komentar tersebut terlontar ketika Sun memenangi medali emas nomor 4×100 meter gaya bebas. “Jujur saja, lagu kebangsaan (Jepang) itu terdengar buruk sekali di telinga saya,” ujar dia saat itu.
Namun kemudian, setelah ramai diberitakan, Sun meminta maaf atas pernyataannya itu.
Keluhan lain datang dari pelatih bulu tangkis Tiongkok, Li Yong-bo, terkait dugaan kecurangan dalam pengaturan suhu udara di arena pertandingan. Li menuduh Korea Selatan telah mengatur arah angin dari alat pengatur suhu demi menguntungkan tim Korsel. Hal itu ia ungkapkan karena keheranannya akan kekalahan juara dunia, Chen Long, dari pemain Korea, Son Wan-ho, pada partai pertama final beregu putra, Selasa (23/9/2014).
“Ketika sumber angin di belakang kami, mereka mengencangkannya. Namun, ketika angin di belakang pemain Korsel, mereka mematikan pendingin ruangan,” kata Li.
Manajer turnamen Asian Games, Choi Weng-sheng, membantah tuduhan “Tak ada bukti soal itu. Kami tidak pernah menerima komplain resmi dari mereka atau para pemain,” kata Choi kepada AFP, Jumat (26/9/2014).
Bantahan kecurangan juga disampaikan oleh para pebulu tangkis Korea Selatan. Mereka menilai pengaturan suhu sudah wajar dan kemenangan tim beregu putra mereka saat melawan Tiongkok adalah karena persiapan matang, bukan aksi curang. (dw)