Abu Thalib Pemilik Cinta
Kecintaan Abu Thalib kepada Nabi Muhammad saw, terlukiskan dari syair syair yang beliau ciptakan. Kata katanya indah dan menyentuh. Suatu ketika saat Abu Thalib mengajak Nabi saw ke Syam dan sampai di wilayah yang disebut Bushra, mereka yang tengah beristirahat untuk menghilangkan lelah didatangi oleh seorang rahib yang bernama Buhaira. Tanda kenabian yang ada pada diri Nabi saw dikenali dengan baik oleh Buhaira, dan saat itu Abu Thalib diminta untuk menjaganya dengan baik. Abu Thalib pun mengabadikan kisah tersebut dalam syairnya.
Putra Aminah adalah Nabi Muhammad
Di sisiku, kedudukannya mengungguli anak anakku*
Tatkala memegang kendali, aku menyayanginya
Dan unta telah siap berangkat dengan membawa perbekalan
Dari kedua mataku, air mata mengalir deras
Bak mutiara, karena telah dtinggalkan orang orang
Disitu kupelihara kekerabatan yang terjalin
Kujaga wasiat para leluhur tentangnya
Kuperintahkan dia berjalan diantara paman paman yang berwajah putih, pemberani dan gagah
Mereka berjalan untuk menjauhi tempat yang sudah dikenal
Maka telah menjauhi tempat yang biasa didatangi
Hingga ketika kaum itu melihat dengan mata kepala mereka dapati sekumpulan pengintai
Seorang rahib mengabari mereka berita yang benar darinya dan mengusir pendengki itu
Sekelompok Yahudi telah melihat apa yang dia lihat, naungan awan dengan hati yang penuh dengki
Mereka bergerak untuk membunuh Muhammad
Hingga ia cegah mereka darinya dan berjuang dengan sebaik baiknya perjuangan
Zubair dan Buhaira menyembunyikannya hingga ia tersembunyi
Di tengah kaum itu hingga pergi dan menjauh
Pendeta itu melarang Daris hingga ia berhenti bicara
Perintahnya sesuai dengan kebenaran
Tidakkah kau lihat aku dengan kesedihan yang kurasakan
Karena hilangnya kehangatan kasih sayang kedua orang tua
Pada Ahmad ketika kusiapkan kendaraanku, untuk berangkat dan kuucapkan selamat tinggal padanya
Ia menangis karena sedih, sementara unta telah memisahkan kami dan digenggam tali kendali
Kuingat ayahnya, lalu air mataku menetes, kedua mataku sembab dengan air mata yang bercucuran.
Mereka datang dan ingin membunuh Muhammad
Lalu ia menjauhkan mereka dengan penolakan yang baik
Dengan pemahamannya pada taurat hingga mereka yakin
Dan ia berkata kepada mereka “Kalian datang ke tujuan yang salah. Apakah kalian ingin membunuh Muhammad?”
Kalian pasti beroleh kemalangan karena dosa yang besar.
Orang kami dipilih untuk menjadi pelindung siasat setiap orang jelata cukup melindunginya dari kalian”
Karena itu, diantara tanda tanda dan bukti buktinya
Siang dan malam tidak seperti malam yang gelap
*Sejak Rasul saw dirawat oleh Abu Thalib, yang memiliki sedikit harta namun memiliki banyak anggota keluarga. Sedikit di satu sisi dan banyak di sisi lain merupakan penyebab anggota keluarganya tidak pernah kenyang jika mereka duduk menghadap hidangan, baik sendiri maupun bersama- sama. Apabila Rasulullah saw bergabung menyantap hidangan, maka anggota keluarga yang lain akan menunggu sampai beliau kenyang dan memakan sisanya, Apabila waktu makan telah tiba dan Rasul saw belum kelihatan maka Abu Thalib berkata kepada keluarganya “Bersabarlah kalian hingga anakku datang”
Apabila salah satu dari mereka minum susu dari gelas yang besar, Abu Thalib mengambil gelas itu. Ia ingin Rasul yang minum terlebih dahulu, barulah seluruh keluarganya dari gelas yang sama.
Kisah ini terekam dalam syair di kitab Al Ghadir dan Ibid, yang dikutip oleh Abdullah al Khanisi dalam karyanya Abu Thalib Mukmin Quraisy. (liputanislam.com/AF)