Soal Libya, Kairo Sebut Ankara Pertaruhkan Kemampuan Bangsa Turki

0
928

Kairo, LiputanIslam.com –  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmed Hafez, menyebut pemerintah Turki yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan mempertaruhkan kemampuan bangsa Turki dengan melakukan intervensi untuk memperparah krisis dan konfliknya dengan negara-negara Arab.

Dalam wawancara telefon dengan saluran Extra News, Sabtu (18/7/2020), Hafez menyatakan bahwa campur tangan Turki dalam urusan Arab tidak memiliki dasar hukum dan malah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Hafez memastikan negaranya menginginkan tercapainya perkembangan komprehensif sesegera mungkin terkait dengan krisis Libya,  serta mengharapkan kemerdekaan nasional Libya, keterjagaan  integritas wilayah dan lembaganya, dan tercegahnya kedatangan militan asing dari tempat mana pun di dunia ke Libya.

Seperti diketahui, dalam konflik dan perang saudara di Libya, Mesir menyokong Tentara Nasional Libya (LNA) yang menguasai bagian timur Libya, sementara Turki mendukung dan bahkan memberikan bantuan militer secara langsung kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang menguasai bagian barat Libya.

Sehari sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut rencana campur tangan militer Mesir di Libya sebagai “ilegal”.

Mesir mengancam akan melakukan campur tangan militer di Libya jika pasukan GNA yang berbasis di Tripoli menyerang kota Sirte dan Al-Jafra yang dikuasai oleh LNA.

Seperti dikutip Reuters, Erdogan mengatakan, “Langkah-langkah Mesir di Libya dan dukungannya bagi komandan pasukan Libya timur, Khalifa Haftar, adalah ilegal.”

Baca: Erdogan Tuding Mesir Terlibat Aksi “Ilegal” di Libya

Perang Makin Dekat

Laporan terbaru perkembangan situasi di lapangan menyebutkan bahwa GNA telah menggerakkan pasukannya menuju kota Sirte, yang merupakan gerbang menuju pelabuhan-pelabuhan minyak utama Libya.

Para saksi mata dan pemimpin militer GNA mengatakan bahwa konvoi sekitar 200 kendaraan bergerak ke timur dari Misurata di pantai Mediterania menuju kota Tawergha, yang merupakan sekitar sepertiga perjalanan menuju Sirte.

Baca: Sindir Turki, Saudi dan Mesir Kecam “Kelancangan” Terhadap Keamanan  Arab

Sebelumnya, juru bicara Komando Umum LNA Mayjen Ahmed Al-Mismari menyatakan  bahwa dalam “beberapa jam mendatang” akan terjadi  pertempuran besar di sekitar Sirte dan Al-Jafra.

Menurutnya, dewasa ini sedang terjadi apa yang disebutnya “gerakan signifikan milisi Al-Wefaq (GNA) dan Turki” di sekitar Sirte dan Al-Jafra. (mm/rt/amn)

DISKUSI: