Sayid Nasrallah Tanggapi Rumor Pasukan Hizbullah Bantu Tentara Rusia di Ukraina
Teheran, LiputanIslam.com – Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menepis keras rumor bahwa pasukan Hizbullah melibatkan diri dalam perang di Ukraina.
“Dengan tegas saya membantah keberadaan para pejuang ataupun tenaga ahli Hizbullah dan kebersamaan mereka dengan tentara Rusia di Ukraina,” tandas Sayid Nasrallah, seperti dikutip saluran TV Al-Manar milik Hizbullah, Jumat (18/3).
Dia menambahkan, “Tak seorangpun dari Hizbullah, baik pejuang maupun ahli, yang pergi ke medan perang (Ukraina) ini maupun medan perang lain.”
Dia kemudian mengimbau kepada pemerintah Lebanon supaya membentuk pusat pengendalian krisis karena dampak perang Ukraina berimbas ke Lebanon dan kawasan sekitarnya.
Pada 11 Maret lalu pemerintah Rusia mengumumkan pihaknya akan membiarkan militan dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah lainnya ikut berperang bersama tentara Rusia di Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mendukung rencana pengiriman relawan ke medan perang.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa “sebagian besar orang yang ingin dan diminta (untuk berperang) adalah warga negara-negara di Timur Tengah dan Suriah”.
Rusia dan Hizbullah sama-sama menjadi sekutu penting Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik di Suriah. Keduanya berperan besar dalam mengubah situasi di lapangan pada posisi yang menguntungkan pemerintah Suriah. Karena itu, beredar rumor ataupun dugaan bahwa Hizbullah juga melibatkan diri dalam konflik Ukraina bersama tentara Rusia.
Komentar dari Hizbullah mengenai perang Ukraina dinyatakan oleh Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Syeikh Ali Damoush, beberapa waktu lalu. Dia menyebut pemerintah Amerika Serikat (AS) bertanggungjawab atas apa yang terjadi di Ukraina dan menganggapnya sebagai pihak yang “merencanakan, menghasut, dan mendorong ke arah ini”.
Dalam sebuah khutbah Jumat dia mengatakan, “Ukraina telah menjadi korban kebijakan AS, yang bertumpu pada eskalasi ketegangan di dunia.”
Dia juga memperingatkan, “Pelajaran dari semua yang terjadi ini ialah bahwa dukungan AS kepada para antek dan sekutunya hanyalah fatamorgana belaka, bukan fakta, dan kenyataannya presiden Ukraina dan mantan presiden Afghanistan, yang telah mengandalkan AS dan mempercayainya, mengakui bahwa AS telah menelantarkan keduanya.” (mm/fna)
Baca juga: