Ngeri Menyaksikan Pesatnya Kekuatan Hizbullah, Wakil Tetap Israel Curhat ke Sekjen PBB

0
351

NewYork, LiputanIslam.com –  Wakil Tetap Israel untuk Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan melaporkan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres ihwal drone dan rudal presisi yang dikembangkan Hizbullah Lebanon.

Dikutip The Jerussalem Post, Rabu (16/3), Erdan membuat laporan tertulis kepada Guterres bahwa ada “perkembangan meresahkan yang mengancam perdamaian dan keamanan Israel dan Lebanon, serta kawasan secara keseluruhan”,  semisal “upaya Hizbullah untuk mendapatkan sistem senjata canggih, termasuk UAV (drone) dan rudal berpanduan presisi (Precision-Guided Missiles/PGM)”.

Hal itu dinyatakan Erdan menjelang diskusi Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan pada hari Kamis tentang laporan berkala Sekjen PBB mengenai kepatuhan terhadap Resolusi 1701, yang menetapkan persyaratan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Lebanon II pada tahun 2006.

Erdan menyinggung pidato Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah pada 16 Februari lalu. Saat itu Sayid Nasrallah mengumumkan kemampuan Hizbullah memroduksi drone secara mandiri dan memodifikasi roket menjadi rudal berpresisi.

“Nasrallah sekali lagi merujuk pada bantuan dan keahlian rezim Iran dalam mengubah persenjataan roket Hizbullah menjadi PGM, dan kerjasama terkoordinasi Hizbullah dengan para ahli dari Republik Islam Iran,” kata Erdan.

Pusat Penelitian ALMA mencatat Hizbullah memiliki 2.000 drone yang banyak di antaranya merupakan UAV canggih dari Iran, dan lainnya diproduksi secara independen oleh Hizbullah.

The Jerussalem Post menyebutkan bahwa Hizbullah menggunakan UAV sejak tahun 1990-an, pernah menggunakan drone-nya di Suriah dan terhadap Israel, dan bahkan sebelum Perang Lebanon II pernah  meluncurkan drone serta melesatkan beberapa drone bersenjata ke Israel selama perang.

Bulan lalu, Hizbullah menerbangkan drone ke wilayah Israel selama 40 menit hingga kemudian Angkatan Udara (AU) Israel mengrim jet tempur untuk menjatuhkannya.

Tapi, menurut  The Jerussalem Post, AU Israel tak jadi menembaknya dengan alasan bahwa akan terlalu berisiko untuk mencegatnya dengan rudal, yang bisa jatuh di daerah perumahan seperti Rosh Pina jika gagal.

Sebuah rudal pencegat Tamir kemudian diluncurkan dari baterai Iron Dome namun meleset sehingga drone Hizbullah itu dapat terbang kembali ke operatornya di Lebanon.

Meskipun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memiliki berbagai cara untuk mencegat drone, termasuki peperangan elektronik, Iron Dome, dan jet tempur seperti F-35,  namun drone Hizbullah itu menjadi tantangan untuk diidentifikasi dan ditembak jatuh karena ukurannya kecil, cepat, dan terbang rendah sehingga  mempersulit radar Israel untuk mendeteksinya.

Selain drone, Hizbullah memiliki sekira 150.000 roket dan rudal, dan telah mengerjakan proyek rudal presisi selama hampir satu dekade. (mm/jp)

Baca juga:

Media Israel Ungkap Kecemasan Pasukan Zionis terhadap Pertahanan Udara Hizbullah

Peneror Ilmuwan Nuklir Iran Direkrut oleh Basis Mossad di Erbil

DISKUSI: