Rouhani Pastikan Balasan Iran atas Darah Jenderal Soleimani Belum Selesai
Teheran, LiputanIslam.com – Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan bahwa negaranya belum selesai membalas AS atas darah komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal Qasem Soleimani, yang ditewas diserang drone AS di Baghdad pada awal-awal Januari lalu.
Rouhani menyebutkan bahwa Iran telah menang dari segi hukum di Pengadilan Internasional sebagai langkah pertamanya dalam melawan kejahatan AS, dan di saat yang sama juga dapat berdiri solid menghadang konspirasi negara arogan itu.
“AS telah membunuh komandan besar kami, tapi kami tidak membiarkannya tanpa balasan, dan masih akan membalas,” tegasnya dalam jumpa pers usai rapat pemerintah, Rabu (18/3/2020).
Dia menjelaskan bahwa pasukan Iran telah menggempur pangkalan militer besar Ain Assad yang ditempati pasukan AS di Irak.
“Saya tak dapat membayangkan orang-orang AS dapat melupakannya, sebab ini merupakan pertama kalinya mereka menerima balasan telak dan cepat atas aksi serangan keliru mereka,”ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Janderal Soleimani terbukti sebagai figur legendaris yang sangat dicintai banyak orang sehingga prosesi pemakamannya berubah menjadi lautan manusia, dan di berbagai negara lainpun bahkan juga terjadi pawai-pawai simpati untuknya.
“Mereka (AS) mengira bahwa dengan membunuh pemimpin resistensi kami maka resistensi ini akan runtuh, tapi ternyata sebaliknya, resistensi di tengah masyarakat kami justru semakin mendalam,” ungkapnya.
Rouhani juga menekankan bahwa negaranya telah meraih banyak prestasi yang mencengangkan di bidang industri pertahanan, termasuk pertahanan udara di mana sistem Bavar 373 buatan Iran akan terus menguat, dan berhasil melakukan langkah-langkah besar dalam industri jet tempur dan tank.
Seperti diketahui, Jenderal Soleimani terbunuh bersama wakil ketua pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, serta beberapa orang lain yang menyertai keduanya, akibat serangan udara AS pada tanggal 3 Januari lalu.
IRGC membalas serangan AS itu pada 8 Januari dengan menghantamkan belasan rudal balistiknya ke dua pangkalan militer AS di Irak, termasuk Lanud Ain Assad yang ditempati oleh sekira 1500 tentara AS. IRGC mengklaim korban tewas tentara AS di Ain Assad mencapai 120 orang.
Baca: AS Jatuhkan Sanksi Terbaru atas Iran Di Tengah Meluasnya Wabah Corona
Di pihak lain, Presiden AS Donald Trump semula mengklaim serangan balasan Iran itu tidak menjatuhkan korban tewas maupun luka, namun belakangan Pentagon beberapa kali mengumumkan pertambahan demi pertambahan jumlah korban cedera, di mana yang terbaru diantaranya, yaitu pada tanggal 10 Februari 2020, menyebutkan jumlah 109 orang.
Baca: Rusia Kecam Sanksi “Tak Manusiawi” AS Atas Iran
Sementara itu, pangkalan militer al-Taji yang ditempati pasukan AS di Irak belum lama ini mendapat serangan roket yang menjatuhkan dua korban tewas dan beberapa korban luka di pihak tentara AS. (mm/alalam)