Rouhani: Iran Kini  Memperkaya Uranium Lebih Banyak

0
684

Teheran, LiputanIslam.com –  Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan negaranya sekarang memperkaya uranium lebih banyak daripada sebelum menandatangani perjanjian nuklir Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) dengan beberapa negara terkemuka dunia pada tahun 2015, karena negara-negara penandatangan yang tersisa dalam perjanjian ini gagal memenuhi komitmen mereka.

Pada pertemuan tahunan ke-59 Bank Sentral Iran (CBI), Kamis (16/1/2020), Rouhani menyatakan Teheran kini sudah tidak lagi menghadapi pembatasan di bidang energi nuklir.

“Hari ini, pengayaan (uranium) dilakukan lebih daripada waktu itu (sebelum penandatanganan JCPOA) dan kami tidak berpangku tangan. Jika mereka (pihak lain dalam JCPOA) mengurangi komitmen mereka, kamipun akan melakukannya, ”ujar Rouhani.

Dia menyebutkan bahwa ketika Presiden AS Donald Trump menarik negaranya keluar dari kesepakatan nuklir multilateral itu, Iran tetap bersabar dan enggan melakukan “kesalahan” serupa. Iran justru mendesak pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan itu agar mengkompensasi keluarnya Washington.

“Jika mereka menebus (keluarnya AS), kita akan bertahan pada JCPOA, dan jika mereka gagal melakukannya, maka sebagai balasan kita akan mengurangi komitmen kita,”ungkap Rouhani.

Rouhani menyebut negaranya mengadopsi “kebijakan yang tepat dan melakukan hal yang benar,” mendorong khalayak dunia, termasuk Eropa dan rekan-rekan Trump sendiri, agar mengutuk tindakan presiden AS itu dan menilainya “salah.”

Presiden Iran menambahkan bahwa dengan JCPOA Teheran telah membuktikan upayanya berinteraksi dengan dunia.

Baca: Rouhani Ingatkan AS Segera Tinggalkan Kawasan Demi Kebaikan AS dan Keamanan Timteng

Rouhani kembali mengecam presiden AS karena melanggar JCPOA dan keluar darinya secara sepihak. Dia menyebut perilaku Trump yang “tak dapat diprediksi” itu telah menyebabkan masalah tidak hanya bagi Iran, melainkan juga seluruh dunia.

Dia juga mengecam AS karena mengintimidasi pihak-pihak Eropa dalam JCPOA, yaitu  Prancis, Inggris dan Jerman, dan mendorong mereka agar ikut meninggalkan JCPOA.

Baca: Zarif: Meninggalnya Soleimani Jadi Tanda Berakhirnya Keberadaan AS di Irak

Rouhani menyampaikan pernyataan demikian setelah The Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Trump mengancam akan mengenakan tarif 25 persen pada impor mobil Eropa jika tiga negara Eropa yang dikenal sebagai EU3 atau E3 itu menolak menuduh Iran secara resmi melanggar JCPOA. (mm/presstv)

DISKUSI: