Presiden Iran: Afghanistan Berkesempatan Mencari Model Pemerintahan yang Diterima Khalayak

0
831

Teheran, LiputanIslam.com –  Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi menyatakan bahwa keluarnya tentara AS dari Afghanistan merupakan kesempatan bagi semua kelompok di Afghanistan untuk mendapatkan model pemerintahan yang dapat diterima oleh seluruh rakyat negara ini.

Hal tersebut dikatakan Raisi dalam panggilan telefon dengan Kanselir Austria, Sebastian Kurz, Senin (23/8), sembari mengapresiasi hubungan konstruktif Iran-Austria yang disebutnya memiliki latar belakang sejarah 500 tahun.

Namun demikian, dia menyesalkan berkurangnya volume transaksi dagang antara kedua negara, yang dinilai tak memiliki alasan yang logis.

“Kita harus menjaga kepentingan kedua negara, dan jangan sampai membiarkan pihak lain yang beriktikad buruk mempengaruhi hubungan ini dengan berbagai tipu daya,” ungkapnya, seakan menyindir sepak terjang AS selama ini dalam berusaha mengisolasi Iran dari pergaulan dengan dunia, terutama Barat.

Ketika ditanya oleh Kanselir Kurz mengenai sikap Iran terhadap perkembangan situasi di Afghanistan di mana kelompok militan Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan, Presiden Raisi mengatakan, “Kalau kita mencermati sejarah kontemporer Afghanistan maka kita melihat bahwa Afghanistan tak pernah mujur barang sehari sejak AS mencampuri urusan negara ini.”

Dia menambahkan, “Kami berkeyakinan bahwa berbagai kelompok di Afghanistan harus memandang keluarnya AS sebagai satu titik balik, dan dalam berinteraksi satu sama lain sudah seharusnya mereka memperoleh sebuah model pemerintahan yang diterima oleh rakyat secara umum.”

Dia menyebutkan bahwa meski Iran selama ini menjadi sasaran sanksi zalim dari AS, namun masih terus menampung para pengungsi Afghanistan dengan semua biaya materi dan mentalnya.

“Upaya Republik Islam Iran untuk menegakkan perdamaian dan keamanan di Afghanistan berlanjut tanpa henti, dan kami siap bekerja sama dengan semua negara yang merasa punya tanggungjawab untuk menciptakan perdamaian dan ketentraman di Afghanistan,” imbuhnya.

Di pihak lain, Kanselir Austria mengaku berharap hubungan bilateral negaranya dengan Iran tetap berlanjut dan berkembang di berbagai bidang.

“Kami berharap pemerintahan baru Iran dapat lebih sukses mewujudkan perkembangan ekonomi dan sosial untuk rakyat negara ini, dan di kancah internasionalpun dapat secepatnya memulai perundingan nuklir dengan negara-negara yang terlibat perundingan, serta dapat berakhir sukses,” ungkapnya.

Dia juga mengaku prihatian atas perkembangan situasi di Afghanistan, dan mengapresiasi kesediaan Iran selama ini menampung para pengungsi Afghanistan. (mm/alalam)

Baca juga:

Menakar Keseriusan Janji Taliban Soal Toleransi

Ahmad Massoud Nyatakan Siap Berunding dengan Taliban

DISKUSI: