Perundingan Perdana Tak Langsung Iran-AS di Doha Berakhir Tanpa Kemajuan

0
352

Doha, LiputanIslam.com  Utusan Uni Eropa (UE) Enrique Mora menyatakan bahwa pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) di Doha, ibu kota Qatar, untuk memecahkan kebuntuan upaya pemulihan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia telah berakhir.

Mora mengabarkan hal itu di Twitter, Rabu (29/6), sembari menyayangkan belum tercapainya kemajuan yang diharapkan tim oleh koordinator UE.

“Sayangnya, kemajuan yang diharapkan tim UE sebagai koordinator belum tercapai,” ungkapnya.

Namun dia menambahkan, “Kami akan terus bekerja lebih keras untuk menghidupkan kembali kesepakatan kunci untuk mencegah proliferasi dan mendukung stabilitas regional.”

Pembicaraan itu dimulai pada  Selasa lalu di Doha di mana Mora sebagai koordinatornya bertukar pembicaraan dengan kepala negosiator nuklir Iran, Ali Bagheri Kani, dan dengan utusan khusus Washington untuk urusan Iran, Rob Malley.

Sebelumnya pada hari itu, dikutip kantor berita semi-resmi Iran Tasnim sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan, “Apa yang mencegah negosiasi ini mencapai hasil adalah kebersikerasan AS pada draft yang ia diusulkan di Wina, yang tak mencakup jaminan untuk kepentingan ekonomi Iran.”

Namun demikian, kedua belah pihak menyatakan akan tetap berkomunikasi mengenai “kelanjutan rute dan tahap pembicaraan selanjutnya”.

Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani  di Twitter menyebutkan; “Demi kelanjutan proses negosiasi untuk penghapusan sanksi, pembicaraan intensif diadakan di Doha pada Selasa dan Rabu dengan mediasi Enrique Mora”.

Dia menambahkan, “Pandangan dan proposal operasional Iran diajukan pada isu-isu yang tersisa, dan pihak lain mengajukan keberatannya. Seperti di masa lalu, Bagheri dan Mora akan berhubungan mengenai kelanjutan rute dan tahap pembicaraan selanjutnya.”

Pada tahun 2018, Presiden AS saat itu Donald Trump menarikan keluar negaranya dari perjanjian nuklir 2015.

Sejauh ini, sudah lebih dari 11 bulan pembicaraan antara Teheran dan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tersendat pada bulan Maret, antara lain karena Iran mendesak AS agar menghapus nama Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dari daftar organisasi teroris asing AS. (mm/railayoum/presstv)

Baca juga:

Lawatan Petinggi Uni Eropa ke Iran Membuat Israel Khawatir

Berkunjung ke Turki, Menlu Iran Sebut Israel Musuh Nomor Wahid Dunia Islam

DISKUSI: