PBB: Pihak-Pihak yang Bertikai di Yaman Setujui Gencata Senjata Dua Bulan
NewYork, LiputanIslam.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengumumkan bahwa kelompok Ansarullah (Houthi) dan pasukan loyalis presiden pelarian Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi, yang didukung oleh koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi, telah menyetujui gencatan senjata untuk jangka waktu dua bulan.
“Pihak-pihak yang berkonflik telah menanggapi positif usulan PBB untuk menyatakan gencatan senjata dua bulan yang akan mulai berlaku besok (Sabtu) 2 April pukul 19.00 waktu Yaman,” ungkap Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, dalam sebuah pernyataan, Jumat (1/4).
Dia menyebutkan “gencatan senjata itu layak untuk diperpanjang setelah jangka waktu dua bulan dengan persetujuan semua pihak yang bertikai”.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik pengumuman gencatan senjata dua bulan yang disepakati oleh kedua pihak dalam konflik di Yaman, dan mengharapkannya memungkinkan proses politik untuk perdamaian yang permanen di negara ini.
“Hari ini harus menjadi awal dari masa depan yang lebih baik bagi rakyat Yaman,” katanya.
Guterres memperingatkan bahwa perjanjian semacam itu selalu rapu, sehingga “sekarang, kita harus memanfaatkan momentum ini untuk memastikan bahwa gencatan senjata ini sepenuhnya dihormati dan diperbarui, dan dengan pembaruan ini, proses politik yang sebenarnya diluncurkan di Yaman.”
Dia juga mengungkapkan harapan bahwa perjanjian gencatan senjata di Yaman akan menginspirasi kesepakatan damai lainnya.
“Saya pikir ini menunjukkan bahwa bahkan ketika segala sesuatunya tampak tidak mungkin, ketika ada keinginan untuk berkompromi, perdamaian menjadi mungkin…. Dan saya berharap bahwa perjanjian ini akan menginspirasi orang lain, di Ukraina dan bagian lain dunia, untuk memastikan bahwa kita mengatasi konflik dramatis yang merusak kesejahteraan begitu banyak orang di seluruh dunia,” paparnya.
Presiden AS Joe Biden menyambut baik gencatan senjata itu sembari menyebutnya “tidak cukup”, menurut pernyataan Gedung Putih.
Dia menjelaskan, “Saya menyambut baik pengumuman hari ini tentang gencatan senjata dua bulan dalam konflik Yaman. Inisiatif ini telah lama ditunggu oleh rakyat Yaman, dan meliputi penghentian semua kegiatan militer pihak mana pun di dalam Yaman dan di luar perbatasannya, masuknya kapal bahan bakar ke pelabuhan Hodeidah, serta pembaruan penerbangan komersial dari Sanaa dan ke tujuan-tujuan yang disepakati.”
Dia menambahkan, “Ini merupakan langkah penting, tapi itu tidak cukup. Gencatan senjata harus dipatuhi, dan seperti yang saya katakan sebelumnya, penting bagi kita untuk mengakhiri perang ini. Setelah tujuh tahun konflik, para perunding harus melakukan pekerjaan yang serius dan perlu untuk mencapai penyelesaian politik yang dapat membawa masa depan perdamaian permanen bagi semua orang Yaman.”
Seperti diketahui, invasi militer Saudi dan sekutunya terhadap Yaman dengan dalih berusaha memulihkan pemerintahan Mansour Hadi telah berlangsung tujuh tahun. Selama itu koalisi militer Saudi mendapat dukungan senjata, logistik dan politik secara kontinyu dari pihak AS.
Namun demikian, invasi yang menyebabkan kematian ratusan ribu orang Yaman dan membuat negara ini menjadi kantung krisis kemanusiaan terburuk di dunia gagal mencapai tujuannya. (mm/un/xinhua/alalam)
Baca juga: