Mesir dan Iran akan Bertukar Kedutaan Besar
Kairo, LiputanIslam.com – Para pejabat Mesir mengatakan bahwa Mesir dan Iran diperkirakan akan bertukar duta besar dalam beberapa bulan mendatang, sebagai bagian dari proses yang ditengahi oleh Kesultanan Oman untuk menormalisasi hubungan antara kedua kekuatan regional tersebut.
Dua pejabat anonim Mesir mengatakan kepada surat kabar berbahasa Inggris The National milik Uni Emirat Arab (UEA) bahwa telah ada ada kesepakatan untuk rencana pertemuan antara Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan sejawatnya dari Iran, Sayid Ebrahim Raisi.
Mereka mengatakan pertemuan itu kemungkinan akan berlangsung pada akhir tahun ini.
Berita itu mengemuka beberapa hari setelah Sultan Oman, Haitham bin Thariq, melakukan kunjungan dua hari ke Mesir, dan berdiskusi dengan El-Sisi, termasuk mengenai hubungan Kairo dengan Teheran, menurut para pejabat.
Kedua pejabat itu mengatakan normalisasi hubungan Mesir dengan Iran menjamin itikad baik Teheran sehubungan dengan upaya Kairo untuk menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang lebih dekat dengan negara-negara seperti Irak, Suriah, dan Lebanon, di mana Iran memiliki pengaruh yang signifikan.
Menurut The National, diplomat tingkat menengah dan pejabat intelijen dari Iran dan Mesir telah mengadakan konsultasi tertutup tentang normalisasi hubungan sejak Maret lalu. Putaran terakhir pembicaraan ini diadakan awal bulan ini di Baghdad, yang pemerintahnya memiliki hubungan dekat dengan Teheran.
“Selain hubungan bilateral, pembicaraan juga menyorot upaya pengurangan ketegangan di tempat-tempat di mana Iran memiliki pengaruh besar, seperti Yaman, Lebanon dan Suriah, dengan mendukung pemerintah-pemerintah sekutunya yang Syiah atau kelompok bersenjata,” lanjut The National.
The National percaya bahwa “mencairnya hubungan antara Kairo dan Teheran akan menambah lapisan baru pada penataan kembali regional yang sedang berlangsung yang mengubah lanskap politik di kawasan.”
Hubungan Teheran dengan Kairo keruh sejak tergulingnya Raja Iran Mohammad Reza Pahlevi oleh Revolusi Islam tahun 1979.
Pahlevi meninggal di Mesir pada tahun 1980 dan dimakamkan bersama anggota keluarganya yang lain, dan ini menyebabkan ketegangan antara Kairo dan Teheran.
Hubungan keduanya semakin memburuk ketika pemerintah Iran menamai sebuah jalan di Teheran dengan nama Khaled Islambouli, perwira militer Mesir yang memimpin kelompok yang menghabisi mantan Presiden Mesir Anwar Sadat dalam parade militer di Kairo tahun 1981.
Keadaan juga diperparah oleh apa yang dianggap Kairo sebagai campur tangan Iran dalam urusan internal negara-negara Arab seperti Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman.
Tidak seperti Arab Saudi, yang menutup kedutaannya di Teheran pada 2016, Mesir mempertahankan perwakilan diplomatik di Iran sejak Revolusi Islam. Namun, hanya kuasa usaha yang mengelola misinya di Teheran. Di pihak lain, Iran memiliki kedutaan yang berfungsi di Kairo. (mm/raialyoum)
Baca juga: