Panglima IRGC: Musuh Mundur dari Negara-Negara Islam Berkat Resistensi
Teheran, LiputanIslam.com – Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, Rabu (24/5), menegaskan bahwa musuh telah mundur dari berbagai negara Islam akibat resistensi.
Salami menyatakan demikian dalam kata sambutan pada sebuah acara peringatan 41 tahun pembebasan kota barat daya Khoramshahr selama perang agresi Irak melawan Iran pada 1980-an, yang jatuh pada tanggal 3 Khordad dalam kalender matahari.
“Hari ini adalah peringatan peristiwa penting dalam sejarah negara kita setelah Revolusi 1979, yang mengembalikan Khoramshahr ke Iran tercinta, dan 3 Khordad adalah salah satu hari paling baik bagi bangsa ini,” kata Salami.
Dia menekankan bahwa apa yang terjadi selama perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran tidak dapat dilupakan.
“Jika suatu negara tidak mempertahankan identitas, kemerdekaan, dan budayanya, itu akan dihapus dari sejarah selamanya dan akan direbut, dipermalukan, diserahkan, dan dibiarkan melarat,” tuturnya.
Mengenai agungnya kesyahidan dan perjuangan melawan musuh di berbagai negara Muslim, Salami mengatakan, “Di Yaman dan Lebanon, mereka mengatakan bahwa kami berdiri dengan dukungan kaum muda, dan semangat yang sama ada di Irak, Suriah, Afghanistan, dan Pakistan.”
Dia menambahkan, “Hari ini, kita melihat efek dari perjuangan dan kesyahidan itu berupa penarikan musuh dari tanah-tanah Islam dan keputusasaan Zionis serta kegagalan AS.”
Pasukan Iran merebut kembali kota pelabuhan strategis Khorramshahr selama operasi penting bersandi Beit al-Moqaddas pada tahun 1982, yang mengakhiri lebih dari 500 hari pendudukan Irak.
Selama operasi selama berminggu-minggu, sekitar 6.000 tentara Iran gugur dan hampir 24.000 lainnya terluka.
Mantan diktator Irak mendiang Saddam Hussein melancarkan perang dengan dukungan negara-negara besar dan sekutu mereka di wilayah tersebut pada 1980, setahun setelah kemenangan Revolusi Islam pada 1979.
Perang berakhir pada Agustus 1988, ketika Iran menerima Resolusi 598 Dewan Keamanan PBB yang menyatakan Saddam sebagai pemicu konflik. (mm/presstv)
Baca juga: