Menlu Suriah di Iran: Erdogan Gagal Meraih Tujuannya dalam KTT Segi Tiga Teheran

0
351

Teheran, LiputanIslam.com   Suriah menilai Turki dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) segi tiga dengan Iran dan Rusia telah gagal meraih”tujuannya” menggalang dukungan untuk operasi militer di Suriah utara.

Seperti diketahui, Presiden Iran Ebrahim Raisi telah menjadi tuan rumah KTT dengan dua sejawatnya dari Rusia dan Turki, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan, pada hari Selasa (19/7). KTT itu diselenggarakan sebagai bagian dari “Proses Perdamaian Astana” yang bertujuan untuk mengakhiri konflik Suriah.

Iran dan Rusia mendukung pemerintah Damaskus, sementara Turki mendukung pasukan pemberontak melawan pemerintah Suriah dalam perang yang berlangsung lama.

Turki juga getol menentang pemerintahan semi-otonom Kurdi di timur laut Suriah yang kaya minyak. Erdogan belakangan ini bahkan berulang kali bersumpah untuk melancarkan serangan terhadap milisi Kurdi.

Demi mendapat dukungan Rusia dan Iran, Erdogan pada KTT segi tiga Teheran menyatakan Turki “akan melanjutkan” perjuangannya melawan “organisasi teroris”, mengacu pada milisi Kurdi.

Beberapa jam setelah KTT itu berakhir, Menlu Suriah Faisal Mekdad diterima di Teheran oleh Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian.

Dalam konferensi pers bersama, Mekdad mengatakan bahwa Erdogan “memiliki banyak tujuan dan kebijakan yang ingin dia terapkan pada pertemuan itu” dan tujuan-tujuan itu “tidak tercapai berkat diskusi dan pendapat serius yang diajukan oleh teman-teman Iran dan Rusia”.

Dalam pertemuan bilateral pada hari Selasa, Presiden Turki bahkan mendapat teguran tajam dari Pemimpin Besar Iran Ayatollah Ali Khamenei terkait kampanye invasi militer Turki di Suriah utara.

Ayatullah Khamenei mengatakan kepada Erdogan bahwa serangan ke Suriah akan “merugikan” kawasan dan semua pihak, termasuk Turki sendiri. Dia menyerukan agar masalah itu diselesaikan melalui dialog antara Ankara, Damaskus, Moskow, dan Teheran.

Moskow sebelumnya juga telah meminta Ankara untuk “menahan diri” dari serangan.

Betapapun demikian, dalam sebuah pernyataan di akhir KTT, ketiga negara itu “menolak semua upaya untuk menciptakan realitas baru di lapangan … termasuk inisiatif pemerintahan sendiri yang tidak sah”, dan menyatakan tekad bersama mereka untuk melawan kelompok separatis dan teroris di Suriah.

Ankara berharap dapat menciptakan “zona aman” yang akan mengusir militan Kurdi sejauh 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan Turki.

Amir-Abdollahian menyatakan Iran “akan terus bernegosiasi dan berkonsultasi dengan pihak Turki dan Suriah” atas ancaman ofensif Ankara, sementara Mekdad menilai langkah Turki itu meningkatkan risiko “konflik” Suriah-Turki.

“Tidak ada untungnya bagi Turki atau siapa pun selain Turki untuk menembus perbatasan Suriah dan agar ada daerah yang aman, karena ini akan menciptakan jenis konflik lain antara Suriah dan Turki,” ujar Mekdad.

Dia menegaskan, “Kami siap mempertahankan kedaulatan kami, keamanan kami, kebebasan kami dan kebebasan rakyat kami, dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan.”

Amir-Abdollahian menegaskan lagi desakan Iran terhadap pasukan AS agar menarik diri dari daerah timur Efrat. Seruan demikian telah dinyatakan oleh Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan Putin, Selasa.

“Kehadiran angkatan bersenjata AS di timur Sungai Efrat adalah salah satu masalah di kawasan itu… Kami yakin pasukan Amerika harus segera meninggalkan tanah Suriah dan tanpa prasyarat,” Amir-Abdollahian.

Mekdad menyebut kehadiran Amerika di Suriah sebagai “ilegal”. (mm/france24)

Baca juga:

Ditemui Erdogan, Ayatullah Khamenei: Serangan terhadap Suriah Rugikan Turki dan Semua Pihak

Ini Beberapa Poin Deklarasi KTT Segi Tiga Iran, Turki dan Rusia di Teheran

DISKUSI: