Menlu Saudi Membuat Pertanyaan Terbaru tentang Suriah, Iran dan Palestina
Riyadh LiputanIslam.com – Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan menyatakan bahwa ada dialog untuk kembalinya Suriah ke pangkuan Arab, dan bahwa Arab Saudi terbuka untuk dialog dengan Iran.
Kepada saluran Al-Arabiya milik Saudi pada Selasa malam (7/3) dia mengatakan, “Ada dialog untuk kembalinya Suriah ke pangkuan Arab, namun terlalu dini untuk membicarakannya.”
Dia mengatakan demikian setelah ada bantuan kemanusiaan berturut-turut dari berbagai negara-negara Arab, termasuk Saudi, untuk para korban bencana gempa bumi di Suriah utara, dan terjadi pula diskusi antara Suriah dan negara-negara Arab, tidak termasuk Saudi, namun Liga Arab belum mengubah kebijakan pembekuan keanggotaan Suriah dalam organisasi ini, yang diberlakukan sejak 2011 dengan dalih bahwa penindasan pemerintah Damaskus terhadap rakyatnya.
Mengenai Iran, Menlu Saudi menegaskan “keterbukaan” negaranya untuk dialog dengan Iran menekankan bahwa “perjanjian nuklir (negara-negara terkemuka dunia) dengan Iran tidak ideal, dan harus mengatasi keprihatinan negara-negara tetangga.”
Sejak April 2021, Teheran dan Riyadh telah terlibat dalam negosiasi yang dimediasi oleh Baghdad untuk memulihkan hubungan diplomatik, namun belum menghasilkan normalisasi, di tengah perselisihan terkait isu nuklir dan konflik Yaman.
Diplomat Iran, AS dan lima negara lainnya telah bernegosiasi selama berbulan-bulan di Wina, Austria, untuk memberlakukan kembali pembatasan program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi yang diberlakukan kembali oleh AS setelah Washington di masa kepresidenan Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018.
Mengenai perkembangan situasi di Palestina, Faisal bin farhan mengatakan: “Pendirian kami jelas tentang masalah Palestina, yaitu stabilitas dan keamanan warga Palestina.”
Dia memperingatkan “kemungkinan terjadinya kekerasan yang lebih besar jika masalah Palestina tidak diselesaikan.”
Sejak awal 2023, konfrontasi telah meningkat di Tepi Barat, termasuk Al-Quds Timur, hingga mengakibatkan terbunuhnya 74 warga Palestina dan 14 orang Israel. (mm/raialyoum)
Baca juga: