Melalui Media Bahrain, Perdana Menteri Israel Ancam Iran dan Isyaratkan Aliansi Militer
Manama, LiputanIslam.com – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menggunakan surat kabar Bahrain untuk mengancam Iran lagi dan menuduhnya bekerja untuk “menghancurkan negara-negara moderat.” Bersamaan dengan ini, Iran di PBB justru menyatakan kesiapannya berpartisipasi dalam misi PBB untuk pemeliharaan perdamaian di dunia.
Dikutip Rai Al-youm, Selasa (15/2), dalam wawancara dengan surat kabar Bahrain, Al-Ayyam, Bennett mengklaim Iran mengacaukan seluruh kawasan dan mendukung “organisasi-organisasi teroris” yang beroperasi di kawasan untuk mencapai tujuan menghancurkan berbagai negara, dan memasang “organisasi-organisasi teroris haus darah di tempat-tempat mereka.”
Ditanya ihwal penandatanganan perjanjian keamanan oleh Israel dengan Bahrain sebagai negara Arab kedua dalam perjanjian demikian setelah UEA, Bennett menjawab, “Kami siang malam memerangi Iran dan para pengikutnya di kawasan, dan kami akan membantu teman-teman kami dalam mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas, kapan pun kami diminta.”
Mengenai perjanjian nuklir Iran dan perselisihan Israel dengan Amerika Serikat (AS) tentang ini, Perdana Menteri Israel mengatakan, “Presiden (AS Joe) Biden telah menjadi sahabat sejati Israel selama lebih dari 50 tahun, dan dia sepenuhnya memahami apa kebutuhan keamanan kami, dan kami percaya bahwa menjalin perjanjian dengan Iran adalah kesalahan strategis karena perjanjian ini akan memungkinkannya untuk mempertahankan kemampuan nuklirnya dan memperoleh ratusan miliar dolar yang akan memperkuat mesin terorisnya yang merugikan begitu banyak negara di kawasan dan di dunia.”
Mengenai partisipasi tentara Israel untuk pertama kalinya dalam manuver Armada Kelima AS di perairan Teluk Persia, Bennett mengatakan, “Israel adalah kekuatan militer yang nyata di kawasan, dan memiliki kemampuan operasional yang belum pernah terjadi sebelumnya di udara, laut dan darat, dan kami tertarik untuk memperluas lingkup kerjasama militer dengan para sahabat kami di kawasan dalam rangka memperkuat keamanan dan stabilitas di dalamnya.”
Bennett kemudian mengisyaratkan bahwa Israel sedang bekerja untuk membangun aliansi militer di kawasan, dan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ia telah memperkuat kerjasamanya di bidang ini dengan negara-negara di kawasan itu.
Bennnet menyatakan demikian ketika menanggapi pertanyaan tentang pernyataan seorang perwira militer Israel sebelumnya tentang upaya pasukannya untuk membentuk aliansi yang mirip dengan NATO.
Dia mengatakan, “Kita semua memahami bahwa kita menghadapi tantangan yang sama, jadi mengapa tidak bekerjasama untuk mengusir mereka? Israel adalah negara kuat yang dapat diandalkan. ”
Di pihak lain, tak seperti diklaim Bennet, Iran melalui wakil tetapnya di PBB, Majid Takht Ravanchi, menyatakan negara siap berpartisipasi dalam misi PBB untuk pemeliharan perdamaian.
Dalam pidatonya di hadapan Komite Khusus untuk Pemeliharaan Perdamaian di PBB, Selasa, Ravanchi mengumumkan kesiapan Republik Islam untuk berpartisipasi dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB dengan mengirimkan unit militer, polisi dan pengamat militer, serta layanan dukungan untuk misi ini.
Dia menyebutkan bahwa misi penjaga perdamaian masih memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Dia juga menekankan pentingnya posisi komite khusus itu di Majelis Umum dalam studi komprehensif semua aspek yang terkait dengan operasi pemeliharaan perdamaian. (mm/raialyoum/alalam)