Mantan Anggota ISIS Ungkap Peran Dinas Rahasia Inggris dalam Terorisme di Suriah
Moskow, LiputanIslam.com – Seorang mantan anggota kelompok teroris ISIS mengungkap fakta bahwa agen mata-mata Inggris, MI6, telah merekrut dan mempekerjakan para teroris dalam Perang Suriah.
Mohammed Hussein Saud, seorang anggota ISIS yang membelot, Senin (8/6/2020), mengatakan kepada wartawan bahwa MI6 berusaha memata-matai markas-markas militer Suriah dan Rusia di Suriah dengan bantuan para teroris.
“Inggris menyuruh saya pergi ke Tadmur (Palmyra), dan mengatakan akan memberi saya uang, ponsel dan apa pun yang saya butuhkan,” katanya, seperti dikutip RT Arabic.
Saud juga mengaku pernah mengadakan pertemuan dengan para perwira intelijen Inggris di daerah al-Tanf di wilayah perbatasan antara Suriah dan Yordania. Dalam pertemuan itu dia diminta merekrut para agen untuk memata-matai pangkalan-pangkalan militer penting Rusia di Suriah dan menghimpun informasi mengenai mekanisme serangan terhadapya.
Baca: Irak dan Suriah Jadi Ajang Uji Coba Senjata-senjata Koalisi Internasional
Dia menambahkan bahwa MI6 telah menyewa seorang pemandu wisata di Palmyra yang menguasai beberapa bahasa untuk memandu tim mata-mata.
Peran MI6 dalam Perang Suriah sebelumnya juga telah terungkap.
Senator negara bagian Virginia, Amerika Serikat, Richard Black pada tahun 2018 mengatakan bahwa MI6 merencanakan serangan senjata kimia terhadap rakyat Suriah untuk kemudian menyalahkan Presiden Suriah Bashar Assad dan menyerang Suriah.
Baca: Israel Gunakan Jet Tempur F-35 dalam Serangan ke Suriah
“Sekitar empat minggu yang lalu, kami mengetahui bahwa intelijen Inggris bekerja menuju serangan kimia untuk menyalahkan pemerintah Suriah, untuk membuat Suriah bertanggung jawab,” kata Black kepada saluran berita al-Mayadeen.
Black menjelaskan Inggris tidak bermaksud melakukan sendiri serangan itu, melainkan dengan mengarahkan para gerilyawan untuk melakukannya, atau melakukan serangan palsu, dengan para aktor yang menyamar sebagai korban. (mm/amn)