Jumlah Korban Gempa Turki-Suriah Melambung Tinggi, Harapan akan Temuan Korban Hidup Memudar
Ankara, LiputanIslam.com – Tim penyelamat di Turki, Senin (13/2), telah menyelamatkan beberapa anak hidup-hidup dari puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa terburuk dalam sejarah modern negara ini, tapi harapan untuk menemukan lebih banyak korban yang selamat memudar dan jumlah korban tewas terus melambung tinggi.
Di satu kota, tim penyelamat menggali jalan untuk menjangkau seorang nenek, ibu, dan anak dari satu keluarga yang tampaknya masih hidup setelah gempa berkekuatan 7,8 pada 6 Februari dan gempa susulan yang menewaskan lebih dari 37.000 orang di Turki dan Suriah .
Namun, tim penyelamat lain sedang bersiap untuk pembatasan operasi yang tak terhindarkan karena cuaca dingin memangkas peluang yang sudah tipis untuk pertahanan hidup korban yang terjebak, dan beberapa penyelamat dari Polandia mengumumkan mereka akan pulang pada hari Rabu.
Di Aleppo, Suriah, Koordinator Bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan fase penyelamatan “hampir selesai”, sehingga fokus bergeser pada penyediaan tempat berlindung, makanan, dan pendidikan bagi korban selamat.
Secercah harapan, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun diselamatkan setelah menghabiskan 182 jam di bawah reruntuhan sebuah bangunan di provinsi Hatay, Turki selatan hari ini, Senin.
Para pejabat mengatakan seorang gadis kecil bernama Miray diselamatkan di kota Adiyaman, Turki tenggara, sementara saluran berita TRT melaporkan bahwa seorang gadis berusia 10 tahun telah diselamatkan di provinsi Kahramanmaraş.
Setidaknya dua anak lain dan tiga orang dewasa dilaporkan telah diselamatkan.
Dalam salah satu upaya penyelamatan dramatis di kota Kahramanmaraş, tim penyelamat mengaku berkomunikasi dengan seorang nenek, ibu dan anak yang terperangkap di sebuah ruangan di antara puing-puing bangunan tiga lantai. Petugas penyelamat sedang menggali jalur lain untuk menjangkau mereka setelah jalur pertama buntu.
“Saya memiliki perasaan yang sangat kuat bahwa kami akan menjangkau mereka,” kata Borko Baldov, yang mengepalai tim perawatan kesehatan sukarela Turki.
“Ini benar-benar keajaiban. Setelah tujuh hari terbiarkan di sana tanpa air atau makanan, mereka dalam kondisi baik,” imbuhnya.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat mengatakan jumlah korban tewas di Turki sekarang melebihi total 31.643 orang yang meninggal dalam gempa tahun 1939, sehingga gempa yang terjadi pada hari Senin 6 Februari lalu itu tercatat sebagai yang terburuk dalam sejarah modern Turki.
Total korban tewas di Suriah, yang dilanda pemberontakan dan terorisme selama lebih dari satu dekade, kini telah mencapai 5.714, termasuk mereka yang berada di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dan lainnya di beberapa daerah yang dikuasai pemerintah.
Ini adalah bencana alam paling mematikan keenam pada abad ini, setelah gempa tahun 2005 yang menewaskan sedikitnya 73.000 orang di Pakistan.
Federasi Bisnis dan Usaha Turki mengatakan gempa tersebut meninggalkan kerusakan yang dapat merugikan Ankara hingga US$ 84,1 miliar. (mm/raialyoum)
Baca juga: