Presiden Al-Assad Kecam Standar Ganda Barat Soal Kemanusiaan di Suriah Pasca Gempa

0
124

Damaskus, LiputanIslam.com   Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengecam standar ganda negara-negara Barat dalam masalah kemanusiaan pasca gempa di Suriah, dan menyebut mereka tidak peduli dengan situasi kemanusiaan di Suriah.

“Standar ganda Barat bukanlah hal baru dan sudah ada sejak enam abad lalu,” kata Al-Assad dalam pidatonya pada kunjungan pertamanya ke daerah yang dilanda gempa pada hari Jumat (10/2).

Presiden Suriah berjanji untuk “bekerja tanpa henti” membantu para korban gempa dahsyat dan mengurangi masalah mereka semaksimal mungkin.

“Presiden tidak mengirim pesan kepada rakyat, melainkan menerima pesan dari rakyatnya untuk diterapkan, dan pesan kami adalah kerja yang tulus dan jujur. Suriah tidak berbicara, mereka mengambil tindakan,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa orang-orang Suriah telah resisten dan menghadapi masalah selama 12 tahun terakhir dengan tetap berpegang pada nilai-nilai mereka, dan juga akan mengatasi bencana alam ini.

Dia menyebut resistensi itu membawa pesan yang “lebih fasih daripada kata apapun”.

Assad dan istrinya mengunjungi Aleppo untuk meninjau operasi pertolongan dan penyelamatan serta menemui para korban luka.

Bencana gempa melanda Turki dan negara tetangga Suriah pada dini hari Senin 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan 7,8 sejauh ini telah menewaskan lebih dari 29.000 orang secara total di kedua negara.

Amerika Serikat dan sekutunya terus diserukan untuk menghapus sanksi mereka terhadap Suriah, yang menurut para pejabat dan pekerja bantuan di lapangan menghambat upaya bantuan internasional di negara itu.

Sivanka Dhanapala, perwakilan Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk Suriah, mengatakan lebih dari lima juta warga Suriah berkemungkinan kehilangan tempat tinggal setelah gempa.

“Itu jumlah yang sangat besar dan terjadi pada populasi yang sudah menderita pemindahan massal. Untuk Suriah, ini adalah krisis di dalam krisis,” ujarnya.

Dhanapala mengatakan UNHCR telah “mengalirkan bantuan” ke bagian-bagian yang terkena dampak parah di Suriah, tapi “itu sangat, sangat sulit”.

“Ada 6,8 juta orang yang sudah mengungsi di dalam negeri. Dan ini sebelum gempa,” katanya.

Sementara itu, Bouthaina Shaaban, penasihat politik dan media Assad, mengecam AS dan Barat karena tidak menghargai nyawa orang, dan semua klaim mereka keliru mengenai masalah kemanusiaan di Suriah.

Shaaban mengatakan AS melakukan kejahatan terhadap rakyat Suriah dengan mencegah negara mana pun membantu Suriah, dan negara-negara Eropa belum memberikan bantuan apa pun kepada negara Arab untuk menangani akibat gempa.

Suriah telah menjadi sasaran sanksi AS sejak 1979, dan kemudian sejak dimulainya krisis di Suriah pada 2011, AS dan sekutu Baratnya secara dramatis memperketat sanksi ekonomi dan pembatasan terhadap Suriah. (mm/fna)

Baca juga:

PBB Perkirakan Korban Tewas Gempa Turki-Suriah akan Tembus 50,000 Orang

Banyak Bangunan Runtuh Paca Gempa, Turki Perintahkan Penangkapan 113 Tersangka

DISKUSI: