Jenderal Qaani: Suara Penghancuran Tulang Orang AS akan Terdengar pada Saatnya yang Tepat

0
1260

Teheran, LiputanIslam.com –  Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Esmail Qaani, berjanji untuk tetap membalas darah pendahulunya, Jenderal Qassem Soleimani, yang gugur diserang pasukan AS di Baghdad, Irak, tahun lalu.

“Suara penghancuran tulang belulang orang-orang Amerika akan terdengar pada saatnya yang tepat,” ancamnya, Jumat (12/3).

Dia menambahkan bahwa jika Iran sudah mengatakan bahwa tulang orang AS akan dihancurkan maka ini akan menjadi kenyataan.

Dia menegaskan bahwa para pejabat AS adalah para penjahat setelah mereka secara resmi menyatakan bertanggungjawab atas gugurnya Soleimani dan beberapa orang yang bersamanya, dan karena itu, AS tak akan tenang sejak serangan teror tersebut karena Iran pasti membalas meski sudah pernah memulai pembalasan berupa gempuran rudal ke Pangkalan Ain Al-Assad di Irak barat beberapa hari setelah serangan teror tersebut.

Menurutnya, pembalasan Iran selanjutnya akan lebih besar dan dahsyat pada saatnya yang tepat.

“Orang-orang AS sendiri tahu kehancuran yang akan terjadi itu,” katanya.

Komandan Pusat Komando AS di Timteng Jenderal Frank McKenzie dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu mengaku belum pernah melihat serangan terhadap AS seperti yang terjadi pada gempuran beberapa rudal balistik IRGC ke Ain Al-Assad.

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut serangan rudal Iran itu baru sekedar tamparan, sekedar pembalasan masih akan terjadi secara tersendiri.

Komandan Pasukan Quds IRGC Mayjen Qassem Soleimani terbunuh bersama wakil ketua pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, serta beberapa orang lain yang menyertai keduanya, akibat serangan udara AS pada tanggal 3 Januari 2020.

Iran menyebut serangan itu sebagai aksi teror, dan pada dini hari Rabu 8 Januari 2020 IRGC membalas serangan AS itu dengan menghantamkan belasan rudal balistiknya ke dua pangkalan militer AS di Irak, termasuk Lanud Ain Assad yang ditempati oleh sekira 1500 tentara AS.

IRGC pada klaim awalnya menyatakan serangannya itu menewaskan 80 tentara AS dan selanjutnya seorang petingginya, Brigjen Ali Balali, menyatakan korban tewas tentara AS di Ain Assad mencapai 120 orang.

Di pihak lain, Presiden AS saat itu, Donald Trump, semula mengklaim serangan balasan Iran itu tidak menjatuhkan korban tewas maupun luka, namun selanjutnya Pentagon beberapa kali mengumumkan pertambahan demi pertambahan jumlah korban cedera otak traumatis, di mana yang terbaru diantaranya, yaitu pada tanggal 10 Februari 2020, menyebutkan jumlah 109 orang.   (mm/alalam)

Baca juga:

Perang Yaman, Kemlu Iran: Sudah Waktunya Saudi Terjaga dan Sadar

Peringati Bi’tsah Nabi, Ayatullah Khamenei: Islam Mengajarkan Politik dan Perlawanan terhadap Kezaliman

DISKUSI: