Jenderal AS: Kemajuan Program Rudal Iran “Luar Biasa” dan Menjangkau Israel
Washington, LiputanIslam.com – Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS mengklaim ada ancaman yang terus meningkat dari gudang rudal balistik Iran.
Kepada anggota parlemen, Selasa (15/3), dia mengatakan bahwa Iran sekarang memiliki sekitar 3.000 rudal balistik yang sebagian di antaranya menjangkau kota Tel Aviv di Israel (Palestina pendudukan 1948).
“Tidak satu pun di antaranya dapat mencapai Eropa, tapi selama lima hingga tujuh tahun terakhir mereka (Iran) telah banyak berinvestasi dalam program rudal balistiknya,” ujar McKenzie.
“Rudal mereka memiliki jangkauan yang jauh lebih besar dan akurasi yang ditingkatkan secara signifikan,” tambahnya, sembari menyebut kemajuan program rudal Iran sebagai “luar biasa.”
McKenzie juga memastikan Teheran telah membuat kemajuan besar dalam pengembangan pesawat nirawak jarak jauh dengan kapabilitas yang meningkat, dan berupaya mengembangkan rudal jelajah serangan darat, yang dirancang untuk mencapai target berbasis darat tetap atau bergerak yang telah ditentukan sebelumnya.
McKenzie yang bertanggung jawab atas pasukan AS di Timur Tengah melontarkan klaim tersebut beberapa hari setelah beberapa rudal balistik Iran menghantam kota Erbil di Irak utara dekat kompleks konsulat AS, menghancurkan beberapa bangunan.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengklaim serangan itu menarget “pusat strategis” Israel sebagai balasan atas agresi Israel belakangan ini terhadap Iran.
McKenzie enggan berkomentar mengenai tujuan Iran dalam serangan itu, namun mengatakan kepada anggota parlemen, “Kami tidak percaya serangan akhir pekan lalu, rudal balistik, benar-benar ditargetkan terhadap kami.”
Dia memperingatkan bahwa Iran terus menyorot Irak sebagai medan pertempuran utama dalam upayanya menghalau AS dari Timur Tengah.
“Itulah kami yang paling terdistribusi, yang paling rentan,” kata McKenzie, meskipun dia menganggap upaya Iran dan para sekutunya untuk mengusir AS dengan menggunakan kekuatan telah gagal. (mm/voa)
Baca juga: