Iran Ujicoba Roket Pembawa Satelit Zuljanah Buatannya untuk Kedua Kalinya

0
152

Teheran, LiputanIslam.com  Untuk kedua kalinya Iran telah mengujicoba wahana pembawa satelit propelan hibrida yang dikembangkan di dalam negeri dengan nama Zuljanah untuk “tujuan penelitian yang telah ditentukan”.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Ahmad Hosseini, Ahad (26/6), menjelaskan bahwa Zuljanah tiga fase kompetitif dengan operator satelit terkemuka dunia dalam aspek teknis, dan bahwa roket ini memiliki dua fase propulsi padat dan fase propulsi cair tunggal.

Dia menambahkan bahwa fase pengembangan ketiga roket pembawa satelit telah dimulai.

Awal bulan ini, Hosseini mengatakan kinerja berbagai tahapan Zuljanah diperiksa dan dievaluasi setiap peluncuran riset.

Dia juga mengatakan bahwa mengikuti penggabungan teknologi yang dibutuhkan dan operasi yang sukses, pembawa satelit Zuljanah akan mampu menempatkan “muatan dengan bobot hingga 220 kilogram ke orbit pada ketinggian 500 kilometer.”

Kementerian Pertahanan Iran meluncurkan pembawa satelit Zuljanah ke luar angkasa untuk pertama kalinya pada Februari 2021.

Nama Zuljanah diambil dari nama kuda Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Pembawa satelit ini memiliki panjang 25,5 meter dan berat sekitar 52 ton, dan menggunakan mesin bahan bakar padat berdiameter 1,5 meter dengan daya dorong 74 ton.

Pada Maret lalu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan peluncuran satelit baru bernama Noor-2 untuk pengintaian militer.

IRGC  juga mengumumkan pada awal tahun 2022 bahwa mereka “berhasil” menguji mesin berbahan bakar padat yang mampu membawa satelit.

Roket berbahan bakar padat dapat diluncurkan menggunakan peluncur bergerak, dan roket berbahan bakar padat murni secara mendasar terkait dengan sistem rudal balistik.

Pada akhir Desember tahun lalu, IRGC mengumumkan peluncuran roket yang membawa perangkat penelitian ruang angkasa, yang segera memicu protes Amerika Serikat (AS), namun sehari setelah itu Teheran mengumumkan kegagalan peluncuran.

IRGC  meluncurkan satelit militer pertama, Noor-1, pada April 2020. AS menilai peluncuran ini membuktikan bahwa program luar angkasa Iran ditujukan untuk tujuan militer, bukan komersial.

Menurut IRGC, satelit “Noor-1” ditempatkan ke orbit oleh roket yang dilengkapi dengan sistem propulsi padat dan cair yang mirip dengan roket Zuljanah.

Teheran menyatakan bahwa kegiatan kedirgantaraannya bertujuan damai. (mm/presstv/raialyoum)

Baca juga:

Perundingan Nuklir Iran akan Diadakan lagi di Wina, Teheran Bersumpah Pantang Menyerah

Presiden Raisi: Percuma, Jangan Bicara kepada Bangsa Iran dengan Bahasa Otot

DISKUSI: