Iran: Tak Ada yang Bisa Tinggal Diam Soal Proyek Nuklir Israel
Teheran, LiputanIslam.com – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menegaskan bahwa tidak ada yang boleh tinggal diam soal program nuklir militer rahasia Rezim Zionis Israel.
“Sebagai salah satu penandatangan asli (Traktat Non Proliferasi Nuklir) NPT, Iran meminta semua untuk berhati-hati terhadap erosi lebih lanjut dari kredibilitas IAEA,” cuit Khatibzadeh, Jumat (3/6).
“Tak ada yang bisa bungkam pada program senjata nuklir rahasia Israel dan kemudian mengklaim tak berpihak dan berbicara tentang kegiatan nuklir damai Iran,” lanjutnya.
Sehari sebelumnya, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi tiba di Israel (Palestina pendudukan 1948) untuk menemui para pejabat Israel.
Kunjungan Grossi ke Israel ini dilakukan setelah Israel melakukan sepak terjang untuk mempengaruhi negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS), agar mereka tidak menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran tahun 2015, yang lazim disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Menanggapi kunjungan itu pula, Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan bahwa kunjungan menjelang pertemuan Dewan Gubernur IAEA pada Senin mendatang itu bertentangan dengan prinsip-prinsip IAEA untuk mempertahankan status teknis dan profesionalnya dan tidak berpihak.
Dalam panggilan telepon dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Jumat, Amir-Abdollahian menyatakan hal tersebut sembari menyinggung tindakan-tindakan “destruktif” Israel, yang merupakan “pelaku utama kegiatan nuklir ilegal di dunia. .”
Pertemuan Dewan Gubernur IAEA akan dilakukan Senin mendatang sebagai jeda dalam negosiasi maraton untuk merevitalisasi JCPOA. Teheran menyalahkan AS dan tiga sekutu Eropanya – Prancis, Inggris, dan Jerman – karena gagal bertindak secara konstruktif.
Iran dalam banyak kesempatan sebelumnya telah memperingatkan IAEA agar tidak membiarkan Israel mempengaruhi mandat independen dan pengambilan keputusan badan nuklir PBB tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat, Israel mengatakan kepada pengawas nuklir PBB bahwa mereka akan lebih memilih diplomasi untuk mengakhiri kebuntuan pada program nuklir Iran. Namun, pernyataan itu mengatakan Israel berhak membela diri dan dapat mengambil tindakan independen jika komunitas internasional gagal menghentikan program nuklir Iran dalam “kerangka waktu yang relevan.”
Menurut pernyataan itu, perdana menteri Israel “menekankan (kepada Grossi) pentingnya Dewan Gubernur IAEA menyampaikan pesan yang jelas dan tegas kepada Iran dalam keputusannya yang akan datang.”
Grossi mengatakan di Twitter bahwa dia telah bertemu Bennett di Tel Aviv atas undangannya dan mengadakan “pertukaran penting tentang isu-isu topikal.”(mm/irna/presstv)
Baca juga: