Hibullah: Normalisasi Saudi dengan Israel Ancaman Langsung bagi Lebanon

0
357

Beirut, LiputanIslam.com   Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengecam upaya terselubung Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel, dan menekankan bahwa normalisasi itu merupakan ancaman langsung terhadap Lebanon.

“Perlawanan adalah kebutuhan strategis untuk menghalangi musuh (Israel) dan mendukung negara (Lebanon), martabat dan kekayaannya. Kedekatan dukungan antara Arab Saudi dan Rezim Zionis menimbulkan ancaman langsung terhadap Lebanon, Palestina, Suriah serta semua negara terhormat,” ungkap Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Sheikh Nabil Qaouk,  dalam sebuah upacara di kota Bint Jbeil, Lebanon selatan,  Senin (13/6).

Pada 30 Mei lalu Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan Israel berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Teluk Persia untuk proses normalisasi hubungan diplomatik penuh dengan Arab Saudi.

“Kami percaya ada kemungkinan untuk melakukan proses normalisasi dengan Arab Saudi. Ini untuk kepentingan kami, ”kata Lapid.

“Kami sudah mengatakan bahwa ini adalah langkah selanjutnya setelah Kesepakatan Abraham untuk membicarakan proses yang panjang dan hati-hati,” tambahnya, merujuk pada kesepakatan normalisasi tahun 2020 yang dicapai Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudan dengan mediasi presiden AS saat itu, Donald Trump.

Lapid menyebutkan bahwa proses normalisasi hubungan dengan Arab Saudi akan memakan waktu lama dengan kemajuan dalam langkah-langkah kecil, dan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan keamanan yang dipertaruhkan.

Syeikh Qaouk mengatakan bahwa AS berambisi menjatuhkan beban ekonomi dan keuangan yang sangat berat terhadap Lebanon agar negara ini bertekuk lutut di depan tuntutan Israel.

Dia kemudian menyalahkan AS atas memburuknya krisis di Lebanon, dan mengatakan bahwa masalah menjadi lebih buruk ketika Lebanon yang mengalami krisis keuangan tunduk pada tuntutan AS.

Menurutnya, desakan untuk memohon dukungan AS justru  membuat krisis keuangan Lebanon tak  terkendali dan menenggelamkan negara ini ke dalam keruntuhan ekonomi.

“Menyusul pemilu parlemen (15 Mei), Lebanon memiliki peluang nyata di depannya untuk menapaki jalan menuju solusi nyata dan efektif. Peta jalan dimulai dengan pembentukan pemerintahan baru yang lebih cepat karena waktu yang hilang tidak dapat diperoleh kembali. Orang Lebanon benar-benar muak dengan perpecahan dan perselisihan. Mereka ingin melihat proses yang lebih cepat yang bertujuan untuk menyelamatkan negara,” kata Sheikh Qaouk.

Dia menambahkan, “Kami menegaskan kembali keinginan kami untuk bekerja dengan semua pihak yang bersemangat untuk membentuk pemerintahan yang bertanggung jawab, yang tidak akan menyerah pada sikap bermusuhan AS dan Arab Saudi.” (mm/presstv)

Baca juga:

Kondisi Internal Kacau, Israel Disebut Mustahil Menangi Perang

Hamas: Suriah Diserang karena Israel Gagal Menundukkan Damaskus

DISKUSI: