Hamas Abaikan Desakan Kelompok “Ulama Muslimin” Soal Pemulihan Hubungan dengan Suriah
Beirut, LiputanIslam.com – Sebuah kelompok yang menamakan dirinya “Majelis Islam Suriah” menyatakan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, tak menunjukkan respon positif atas desakan kelompok lain yang menamakan dirinya “Ulama Muslimin” agar Hamas mengurungnya pemulihan hubungan dengan pemerintah Suriah.
Menjelang kunjungan Kepala Biro Politik Hamas dan rombongannya ke Beirut, ibu kota Lebanon, beberapa waktu lalu, Biro Politik Hamas mengambil keputusan bulat untuk memulihkan hubungan faksi ini dengan pemerintah Suriah.
Majelis Islam Suriah yang berafiliasi dengan Gerakan Ikhwanul Muslimin, Ahad (24/7), merilis statemen berisi pernyataan bahwa Hamas “berusaha mengabaikan hakikat orang-orang yang menasihati dan memperingatkan mereka, dengan melakukan pembocoran yang mengganggu atas gambar yang memperlihatkan para ulama yang telah bergegas memperingatkan Hamas, dan menjadikan nasihat mereka sebagai peristiwa marginal.”
Stetemen itu menambahkan bahwa pemulihan hubungan Hamas dengan pemerintah Suriah memperjelas masuknya Hamas dalam poros Iran, yang dituduh oleh Majelis Islam Suriah memperdagangkan isu Palestina dan menumpahkan darah umat Islam di Suriah, Irak dan Yaman.
Majelis Islam Suriah memperingatkan Hamas bahwa pemulihan hubungan itu akan merugikan Hamas sendiri dan merusak citranya di mata bangsa-bangsa Muslim yang selama ini mendukungnya. Menurut mereka, para pemimpin Hamas kini sedang “mengutamakan kepentingan pribadi atas prinsip”.
Para pejabat Suriah sendiri sejauh ini belum pernah menunjukkan reaksi dan komentar resmi atas beredarnya laporan mengenai adanya keputusan Hamas untuk memulihkan hubungan dengan Damaskus.
Namun, beberapa sumber menyatakan kepada situs berita Rai Al-Youm bahwa para pejabat Suriah belum siap untuk mengadakan pertemuan dengan Hamas terkait dengan rencana pemulihan hubungan tersebut, karena Damaskus masih terpukul oleh apa yang disebutnya pengkhianatan Hamas terhadap Damaskus, kota yang telah lama menjadi markas Hamas namun ditinggal begitu saja oleh faksi ini ketika Suriah dilanda krisis terorisme dan pemberontakan. Hamas bahkan malah menyokong kubu pemberontak yang didukung Barat, terutama AS, serta sejumlah rezim Arab yang bersekutu dengan Barat. (mm/raialyoum)
Baca juga: