Erdogan Tuding Sebagian Negara Arab Pengkhianat Palestina, dan Sebut Pemerintah Suriah Brutal
Ankara, LiputanIslam.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding sebagian negara Arab “berkhianat” karena tetap “bungkam” di depan “Perjanjian Abad Ini” yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Selain itu dia juga menyebut pemerintah Suriah brutal terkait dengan perang di Provinsi Idlib.
“Negara-negara Arab yang mendukung rencana seperti ini tak lain melakukan pengkhianatan terhadap Quds (Baitul Maqdis/Yerussalem) maupun terhadap bangsa-bangsanya, dan terlebih lagi terhadap kemanusiaan,” ujar Erdogan dalam pidato di depan para petinggi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partai dia berasal, di Ankara, Jumat (31/1/2020).
Trump belum lama ini mengumumkan prakarsanya untuk perdamaian Timteng, yang dinamai Perjanjian Abad Ini. Dia menyebut prakarsa ini sebagai “solusi realistis bagi kedua pihak”, namun ditolak mentah-mentah oleh semua komponen Palestina karena mencanangkan pemberian beberapa konsesi kepada Israel, termasuk kedaulatan atas Lembah Yordania dan pengakuan atas Quds (Yerussalem) sebagai ibu kota Israel.
Erdogan pada kesempatan yang sama di Ankara juga menuding pemerintah Suriah sebagai rezim brutal, sembari mengancam bahwa Turki siap menggunakan lagi “kekuatan militer” di Suriah.
“Kita tidak akan membiarkan kebrutalan rezim ini terhadap rakyatnya, dan serangan-serangannya yang menyebabkan pertumpahan darah,” sumbar Presiden Turki terkait dengan operasi militer dan kemenangan-kemenangan terbaru tentara Suriah dalam pertempuran yang terjadi di Provinsi Idlib sejak Desember 2019 sampai sekarang.
Baca: Tentara Suriah Kuasai Penuh Kota Kota Kedua Terbesar di Provinsi Idlib
Kantor berita Turki, Anatolia, Rabu lalu melaporkan bahwa Turki mengirim balatentaranya ke Reihaniya, sebuah daerah Turki di kawasan perbatasan yang dekat dengan Idlib.
Baca: Tentara Suriah Hampir Kuasai Kota Strategis Saraqib di Idlib, 400-an Orang Tewas
Sebelum itu, Erdogan juga mengkritik Rusia dan menganggapnya “tidak setia” kepada perjanjian-perjanjian antara Moskow dan Ankara untuk mencegah serangan tentara Suriah terhadap Idlib. (mm/raialyoum)