Dikunjungi Grossi, Iran akan Perkenankan IAEA Tingkatkan Inspeksi jika Diperlukan
Teheran, LiputanIslam.com – Iran mengumumkan pihaknya akan secara sukarela mengizinkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk melakukan kegiatan verifikasi dan inspeksi lebih lanjut jika diperlukan, dan cara penerapannya akan disepakati antara kedua pihak dalam pertemuan teknis yang akan segera diadakan di Teheran.
Di akhir kunjungan Dirjen IAEA Rafael Grossi ke Teheran serta pertemuan dan negosiasinya dengan para pejabat senior Iran, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dan IAEA mengeluarkan pernyataan kolektif mengenai kerjasama.
Dilaporkan Al-Alam, Sabtu (4/3),AEOIdan IAEA telah mencapai kesepakatan sebagai berikut:.
– Interaksi antara IAEA dan Iran akan dilakukan dalam semangat kerjasama dan sepenuhnya sesuai dengan kerangka acuan IAEA serta hak dan kewajiban Iran berdasarkan perjanjian penjaminan yang komprehensif.
– Mengenai isu-isu jaminan-jaminan yang tersisa terkait tiga lokasi, Iran menyatakan kesiapannya untuk terus bekerjasama dan memberikan informasi dan akses lebih banyak untuk mengatasi isu-isu tersebut.
– Iran secara sukarela mengizinkan IAEA melakukan kegiatan verifikasi dan pemantauan lebih lanjut jika diperlukan. Metode implementasi akan disepakati antara kedua pihak dalam pertemuan teknis yang akan segera diadakan di Teheran.
Sementara itu, Kepala AEOIMohammad Eslami, mengingatkan bahwa Teheran memutuskan untuk menurunkan kewajiban kesepakatan nuklir 2015 menyusul ketidakpatuhan pihak Barat, dan mengatakan Iran dan IAEA sedang mengerjakan kesepakatan untuk membatasi ekspektasi IAEA pada peraturan dan regulasi NPT serta Perjanjian Pengamanan Iran.
“Kunjungan kepala IAEA ke Teheran membawa pesan terjalinnya hubungan profesional (antara kedua belah pihak),” kata Eslami pada konferensi pers bersama dengan Grossi, Sabtu.
Dia menekankan bahwa komunikasi dan laporan oleh pengawas nuklir PBB harus membantu membangun kepercayaan antara kedua belah pihak.
Eslami menggarisbawahi pentingnya menghindari penetrasi unsur-unsur yang bertujuan merusak kerjasama normal dan profesional.
“Kita harus bisa menyelesaikan masalah dengan amanah dan mencegah masuknya oknum dan agen yang tujuannya mengganggu hubungan yang normal dan profesional,” tegasnya.
Eslami juga meminta IAEA untuk mempersiapkan semacam interaksi di mana badan tersebut “dapat selalu mempertahankan tugasnya terhadap program nuklir Iran dalam kerangka Perjanjian Pengamanan”.
Dia juga kembali menepis laporan yang mengklaim bahwa Teheran telah memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian 8%, dan menekankan bahwa Iran tidak pernah memperkaya uranium di atas kemurnian 60%.
Menurutnya, dapat dilihat dalam laporan itu bahwa 84% mengacu pada deteksi partikel, bukan pengayaan.
“Menurut pemeriksaan yang dilakukan, kriterianya adalah jumlah produksi yang telah terjadi dan penyimpanan tempat produksi disimpan belum memiliki pengayaan di atas 60%. Karena itu, ambiguitas ini tidak begitu penting dan telah diselesaikan dalam dengan cara tertentu,” terangnya.
Dia juga mengingatkan bahwa negara-negara Eropa tidak boleh menekan Iran untuk patuh kepada perjanjian nuklir tahun 205 sementara mereka sendiri tidak.
Di pihak lain, menanggapi ancaman AS dan Israel terhadap Iran, Grossi menekankan larangan serangan militer terhadap fasilitas nuklir.
“Ada dua masalah terpisah dalam hal ini. Pertama, sayangnya, serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir telah menjadi hal biasa, dan ini disebabkan oleh perang di Ukraina. Kedua, serangan-serangan ini dikecam dalam konferensi publik badan ini. Jadi menurut saya, serangan terhadap fasilitas nuklir benar-benar dikutuk dan ilegal,” tegasnya.
Dia mengaku telah melakukan “diskusi konstruktif” dengan para pejabat Iran dan dapat membuka jalan bagi pemulihan kesepakatan nuklir 2015 dan mendorong AS kembali patuh perjanjian ini dan menghapus sanksi terhadap Teheran.
“Dengan melakukan diskusi yang konstruktif, seperti yang kita lakukan sekarang, dan memiliki kesepakatan yang baik, seperti yang saya yakin akan kita miliki, kita akan membuka jalan untuk kesepakatan penting,” ujarnya.
Dia juga memastikan IAEA bekerja secara profesional dan “tak pernah dan tidak akan pernah digunakan sebagai alat politik”.
Grossi tiba di Teheran pada hari Jumat lalu untuk lawatan dua hari dan mengadakan pembicaraan dengan Eslami. Ini adalah kunjungan keempat Grossi ke Teheran sejak menjabat pada Desember 2019 dan dilakukan menjelang pertemuan Dewan Gubernur IAEA pada hari Senin. (mm/alalam/fna)
Baca juga: