Ayatullah Khamenei Sebut Peristiwa Seputar Gugurnya Soleimani sebagai “Hari-Hari Allah”

0
690

Teheran, LiputanIslam.com –  Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei merasa bangga atas serangan rudal balistik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC/Pasdaran) ke pangkalan militer AS di Irak, serta memuji partisipasi jutaan rakyat Iran dalam prosesi pemakaman jenazah mantan komandan Pasukan Quds IRGC Jenderal Qassem Soleimani yang terbunuh oleh serangan AS di Irak.

Dalam khutbah pertama shalat Jumat di Teheran, ibu kota Iran, hari ini (17/1/2020) dia menilai turunnya jutaan rakyat sedemikian besar ke jalan-jalan di berbagai kota dan daerah Iran dalam prosesi itu sebagai “ayyamullah” (hari-hari Allah), karena peristiwa sedemikian spektakuler mengandung “dimensi spiritual” yang tidak lepas dari “kekuatan ilahiah”.

“Hari-hari itu sekarang sudah berakhir, tapi pengaruhnya membekas dalam kehidupan bangsa-bangsa”, ujarnya.

Dia juga menyebut peristiwa yang menggugurkan Jenderal Soleimani serta gempuran rudal Iran ke pangkalan militer AS sebagai bagian dari hari-hari Allah.

“Dengan kecintaan dan kesetiaan ini bangsa Iran telah memperbaharui sumpah setia mereka kepada jalan Imam Khomaini… dan merasa yakin bahwa Allah bersama mereka,” pujinya.

Mengenai serangan rudal balistik Iran tersebut dia mengatakan, “AS telah mendapat tamparan dari tangan kekuatan resistensi … dan tamparan IRGC terhadap AS itu merupakan tamparan bagi wibawa dan arogansi AS… Pasukan kita membela kesucian, dan demi ini mereka rela berkorban dengan jiwa di mana saja mereka berada… Titik tolak pemikiran pasukan bersenjata kita adalah titik tolak ilahiyyah.”

Ayatullah Ali Khamenei menyebut Jenderal Soleimani sebagai komandan paling tangguh dalam perang melawan teroris, dan telah memerangi teroris pada skala regional, namun justru dituding oleh media Zionis Israel serta presiden dan menteri luar negeri AS sebagai teroris dan kemudian menghabisinya dengan cara licik.

“Mereka tidak menghadapinya dengan cara berhadap-hadapan, melainkan menikamnya secara licik,” ungkapnya.

Pemimpin Besar Iran kemudin menyebut serangan AS  yang menggugurkan Jenderal Soleimani dan wakil ketua aliansi relawan Irak Hashd Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, sebagai kejahatan bodoh yang telah membangkitkan pekikan rakyat Iran untuk menuntut balas hingga terjadilah badai rudal balistik Iran yang mengguncang pangkalan militer AS di Irak.

Menyinggung ISIS, dia menyebutnya sebagai kawanan teroris ciptaaan AS yang sasarannya bukan hanya Irak dan Suriah, melainkan juga Iran.

Dia juga memandang pemerintah AS tak segan-segan berdusta ketika mengaku berpihak kepada rakyat Iran, sementara mereka melihat bagaimana Iran telah tenggelam dalam lautan pelayat yang berduka cita atas gugurnya Jenderal Soleimani.

Mengenai jatuhnya pesawat Ukraina di Teheran, dia kembali menyatakan belasungkawanya yang terdalam, sembari mengecam pihak lawan Iran yang justru “bersuka ria” atas tragedi yang menjatuhkan banyak korban tewas ini.

“Musuh bersuka ria atas tragedi jatuhnya pesawat ini dan berusaha melimpahkan tanggungjawab kepada IRGC… Media Amerika berfokus pada tragedi jatuhnya pesawat ini demi mengalihkan perhatian rakyat Iran dari masalah gugurnya dua syahid (Soleimani dan al-Muhandis),” tuturnya.

Dia juga menyingung isu nuklir Iran sembari mengecam Inggris, Prancis, dan Jerman yang telah mengancam Iran dengan pelimpahan masalah ini kepada Dewan Keamanan PBB.

Baca: Rouhani: Iran Kini  Memperkaya Uranium Lebih Banyak

Menurutnya, tiga negara itu mengekor kepada AS, dan berbuat hanya demi kepentingan AS sehingga tak dapat dipercaya.

“Tiga negara ini terlampau remeh untuk dapat menundukkan bangsa Iran,” tegasnya.

Dia lantas mengatakan kepada tiga negara itu, “Kalian tak dapat menundukkan Iran, sebagaimana AS tak dapat melakukannya.”

Baca: Penasehat Pemimpin Besar Iran Ungkap Sebab Mengapa AS Tak Membalas Serangan Rudal Iran

Pada khutbah kedua, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak menolak berunding dengan siapapun, kecuali AS. Dia juga menjelaskan bahwa AS telah menanamkan “kanker” (Israel) di jantung  kawasan Asia Barat (Timur Tengah), dan bahwa kekuatan-kekuatan Barat dapat mendominasi berbagai negara kawasan ini dengan mengandalkan kekuatan senjata serta politik tipu daya dan makar.

“Nasib kawasan ini bergantung pada keterbebasannya dari dominasi AS,” lanjutnya.

Pada bagian khutbah ini dia juga menyampaikan pernyataan berbahasa Arab yang menyebutkan lagi bahwa gempuran rudal balistik Iran ke pangkalan militer AS di Irak sebagai “tamparan dari tangan perkara Poros Resisteni bagi wibawa dan arogansi AS” dan bahwa serangan terhadap Jenderal Soleimani merupakan tindakan licik dan pengecut. (mm/alalam)

DISKUSI: