Ayatullah Khamenei: Pembongkaran Konspirasi Zionis Tanggung Jawab Penting dalam Haji
Teheran, LiputanIslam.com – Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menegaskan bahwa upaya membongkar konspirasi Rezim Zionis Israel merupakan tugas bagi pelaksana ibadah haji.
“Mengungkap plot dan konspirasi Zionis adalah salah satu tugas penting dalam haji,” kata Ayatullah Khamenei dalam kata sambutannya pada pertemuan dengan para pejabat yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji Iran, Rabu (8/6).
“Pemerintah Arab dan non-Arab yang bergerak menuju normalisasi hubungan mereka dengan Rezim Zionis, bertentangan dengan keinginan negara mereka dan demi keinginan Amerika Serikat, harus tahu bahwa interaksi ini tidak akan membawa apa-apa selain eksploitasi di tangan Rezim Zionis,” lanjutnya.
Dia menyebut dimulainya kembali ibadah haji setelah jeda dua tahun akibat pandemi Covid-19 sebagai berkah besar, dan memandang ibadah tahunan di bulan Dzulhijjah itu sebagai simbol persatuan umat Islam.
Ayatullah Khamenei menekankan keharusan upaya memelihara persatuan Islam, dan memperingatkan bahwa pembangkitan perselisihan sektarian sudah lama menjadi agenda Inggris.
Pada April lalu Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa perkembangan terakhir di Palestina dan kawasan membuktikan kesia-siaan semua upaya kompromi dan normalisasi hubungan dengan Israel.
“Gerakan jihad rakyat Palestina di dua bagian utara dan selatan tanah pendudukan tahun 1948, dan pada saat yang sama, demonstrasi besar-besaran di Yordania dan Quds Timur, pertahanan Masjid Al-Aqsha oleh pemuda Palestina, dan manuver militer di Gaza menunjukkan bahwa seluruh Palestina telah berubah menjadi arena perlawanan. Saat ini, rakyat Palestina sepakat untuk melanjutkan perjuangan ini di jalan Allah,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, “Insiden-insiden ini dan apa yang terjadi di Palestina dalam beberapa tahun terakhir merupakan segel pembatalan pada semua skema untuk kompromi dengan musuh Zionis. Ini karena tidak ada skema atau rencana tentang Palestina yang dapat diterapkan tanpa adanya Palestina atau bertentangan dengan persetujuan pemiliknya, orang Palestina. Ini berarti bahwa semua perjanjian sebelumnya seperti Kesepakatan Oslo, Solusi Dua Negara Arab, Kesepakatan Abad Ini dan upaya-upaya memalukan baru-baru ini untuk normalisasi hubungan menjadi tak berlaku.” (mm/fna)
Baca juga: