Ayatullah Khamenei: Laju Kemajuan Sains Iran Jauh di Atas Rata-Rata di Dunia

0
374

Teheran, LiputanIslam.com –   Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa laju kemajuan yang dicapai negaranya di bidang sains selama beberapa dekade jauh di atas rata-rata negara-negara dunia.

“Kita telah mewujudkan banyak prestasi besar, salah satunya kemajuan sains di mana kecepatan kita di bidang ini mencapai beberapa kali lipat rata-rata dunia… Pasca revolusi Islam kita telah merealisasikan kemajuan yang bahkan tak pernah kita bayangkan di masa-masa awal revolusi, ” ujarnya dalam pertemuan melalui konferensi video dengan ribuan warga Provinsi Azarbaijan, Iran, p Kamis (17/2).

Ayatullah Khamenei juga menyebutkan pesatnya perkembangan Poros Resistensi dan runtuhnya wibawa Amerika Serikat (AS) di Timteng.

“Gerakan resistensi berkembang, sementara pamor AS telah berantakan di kawasan. Kita patut berbangga atas semua ini, melanjutkan jalan revolusi, dan para pemuda harus mengetahui apa yang disasar oleh musuh sekarang supaya mereka bergerak pada arah sebaliknya. Musuh menarget rakyat dan opini publik, membelanjakan dana besar, dan dengan berbagai macam cara berusaha melontarkan tuduhan-tuduhan untuk mencemarkan citra revolusi di mata rakyat. Musuh setiap hari melontarkan tuduhan terhadap pilar-pilar revolusi; di satu hari terhadap Majlis Permusyawaratan Islam, di hari lain terhadap Dewan Garda Konstitusi, dan di hari lain lagi terhadap Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan pusat-pusat yang telah andil dalam kemajuan revolusi,” terangnya, seperti dikutip Al-Alam.

Dia menambahkan, “Sekarang ini ketika tiba saatnya IRGC berperan, musuh menuduhnya, termasuk terhadap Syahid Besar Qasem Soleimani, dan seandainya tak takut terhadap reaksi rakyat niscaya musuh juga mencemarkan citra Imam Khomaini. Para pemuda dan anak-anak bangsa ini harus menggagalkan ambisi media musuh ini.”

Menyinggung isu nuklir Iran, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Lihatlah apa yang dilakukan oleh musuh mengenai aktivitas nuklir kita meskipun mereka mengetahui statusnya yang damai. Musuh tak ingin bangsa Iran mencetak perkembangan besar ini.”

Mengenai macetnya perjanjian nuklir tahun 2015 setelah AS menarik diri darinya, Pemimbin Besar Iran mengatakan, “Saat itu saya memiliki beberapa catatan bahwa ada poin-poin yang harus kita indahkan supaya tidak menimbulkan problematika setelahnya, tapi sebagian poin ini diabakan sehingga terjadilah problematika seperti yang kita lihat sekarang.” (mm/alalam)

Baca juga:

Presiden AS Sulit Diharap Soal Perjanjian Nuklir, Iran Minta Kongres Turun Tangan

Iran Bersikukuh Pencabutan Sanksi adalah Syarat Dijalinnya Kesepakatan

DISKUSI: