Akui Pasukannya Terdesak di Shabwah, Pemimpin Ansarullah: UEA Mendapat Perintah dari AS dan Israel
Sanaa, LiputanIslam.com – Pemimpin gerakan Ansarullah di Yaman Sayid Abdul Malik Al-Houthi menyebut Uni Emirat Arab (UEA) mendapat perintah dari Amerika Serikat (AS), Inggris dan Israel dalam meningkatkan ketegangan militer di Yaman.
Dalam pidato menyambut Jumat bulan Rajab, Kamis (3/2), Al-Houthi mengatakan, “Sejak awal agresi (koalisi pimpinan Saudi terhadap Yaman), UEA adalah alat utama AS, Israel dan Inggris, dan telah mencapai tahap-tahap tertentu eskalasi yang ujung-ujungnya gagal. Perintah AS, Inggris dan Israel kepada UEA telah keluar untuk eskalasi di Yaman.”
Dia menambahkan, “Sesatlah orang yang mengira berada dalam posisi menang dengan cara memuaskan AS, Inggris dan Israel. Kerugianlah yang justru menjadi takdir baginya. Kita telah melihat jatuhnya rezim-rezim yang berdiri di barisan AS, Inggris dan entitas Israel, serta membunuhi dan bertindak jahat terhadap anak-anak bangsa mereka.”
Al-Houthi mengakui pasukannya terdesak mundur dalam pertempuran melawan pasukan proksi UEA, Brigade Raksasa, di provinsi Shabwah dalam eskalasi militer yang terjadi belakangan ini, namun dia memastikan bahwa itu tak berarti kalah.
“Kemunduran di suatu front pertempuran sama sekali tak berarti kalah. Sebaliknya, kami semakin serius dan berketad untuk melawan, bersabar dan menang. Perubahan di semua level menguntungkan orang-orang yang teguh, dan ini akan semakin menyata di masa mendatang…Keteguhan kami menghadang agresi adalah bagian dari komitmen kami di semua level,” ujarnya.
Sembari menyerukan kepada rakyat Yaman untuk tetap teguh dan sabar, Al-Houthi mengatakan, “Musuh memerangi kita dengan tujuan menguasai kita dan akibatnya kita menderita, tapi kita berada dalam posisi terhormat, posisi mukminin yang sabar dan berjuang.”
Dia menegaskan bahwa bangsa Yaman pantang tunduk kepada musuh-musuhnya.
“Pendirian kita ini memanistasikan kemerdekaan dan kehormatan dalam arti yang sebenarnya. Kita menolak khinaan, menolak dominasi musuh terhadap kita, betapapun besarnya penderitaan kita dalam pendirian kita yang benar ini, dan jangan sampai penderitaan ini berpengaruh pada pendirian dan komitmen kita,” ungkapnya.
Dia juga menandaskan, “Apa yang dilakukan musuh berupa pembunuhan anak kecil, kaum perempuan dan juga tahanan (dalam peristiwa pemboman sebuah penjara di Sa’dah – red) justru menambah keyakinan kita bahwa kita berada di pihak yang benar dan musuh adalah penjahat .” (mm/alalam)
Baca juga:
Sebuah Kelompok Baru Mengaku Telah Melancarkan Serangan Drone ke UEA
Didukung Israel, Saudi Luncurkan Operasi Spionase ‘Kahf’