Aksi Boikot Produk Prancis Dimulai di Kuwait dan Qatar
Supermarket di beberapa negara Muslim, termasuk Kuwait dan Qatar menyingkirkan produk Prancis dari raknya sebagai bentuk protes terhadap komentar terbaru Macron yang membela penerbitan karikatur tersebut.
Persatuan Masyarakat Koperasi Konsumen non-pemerintah Kuwait, Ahad (26/10/2020), dilaporkan telah menarik sejumlah barang yang dibuat di Prancis,.
Ketua serikat buruh Fahd Al-Kishti mengatakan kepada Reuters bahwa langkah itu “diambil secara independen dari pemerintah Kuwait” dan dipicu oleh “penghinaan berulang” terhadap Nabi Muhammad saw.
Awal bulan ini, seorang pengungsi Chechnya berusia 18 tahun membunuh dan memenggal kepala Samuel Paty, guru sekolah di dekat Paris yang telah mempertontonkan karikatur nabi kepada siswanya di dalam kelas dengan dalih mengajarkan kebebasan berekspresi.
Mengomentari kasus ini, Macron minggu lalu mengatakan bahwa Samuel Paty “dibunuh karena para Islamis ingin menguasai masa depan kami dan tahu bahwa mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan di hadapan pahlawan yang percaya diri seperti dia.”
Komentar ini lantas memicu seruan boikot di negara-negara mayoritas Muslim.
Presiden Turki Recept Tayyip Erdogan dalam pidatonya, Senin, menegaskan, “Saya menyerukan kepada semua warga negara saya dari sini untuk tidak pernah membantu merek Prancis atau membelinya.”
Dia menambahkan, “Para pemimpin Eropa harus mengatakan ‘stop’ kepada Macron dan kampanye kebenciannya.”
Pekan lalu, Erdogan juga menyebut Mecron membutuhkan terapi mental, dan Prancis lantas untuk menarik duta besarnya dari Turki akibat tersinggung oleh pernyataan Erdogan tersebut. (mm/almonitor/rta)
Baca juga: