Ditentang dan Terisolasi di DK PBB, AS Masih Ngotot Pulihkan Sanksi atas Iran
NewYork,LiputanIslam.com-Hingga hari Jumat (21/8), AS terus mendapat penentangan terkait pemulihan sanksi internasional atas, yang dikenal dengan Snap Back (Mekanisme Pelatuk).
Ini merupakan kegagalan dan isolasi baru AS, menyusul kekalahan Washington pekan lalu terkait resolusi perpanjangan embargo senjata Iran.
Pada hari Kamis (20/8) lalu, Menlu AS secara resmi mengajukan pengaktifan kembali resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah dihapus. Namun mayoritas anggota DK PBB menolaknya.
Menurut laporan Reuters, dalam rentang waktu 24 jam usai Mike Pompeo mengajukan permintaannya, 13 dari 15 negara anggota DK PBB menegaskan penentangan mereka.
Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, China, Rusia, Vietnam, Niger, Saint Vincent and the Grenadines, Afrika Selatan, Indonesia, Estonia, dan Tunisia mengirimkan surat protes ke DK PBB dan menolak permintaan AS. Hanya satu anggota yang sepakat, yaitu Republik Dominikan.
Dalam surat protes tersebut, negara-negara penentang menegaskan bahwa permintaan AS tidak ada dasarnya, karena Washington sudah keluar dari kesepakatan nuklir (JCPOA).
Kendati demikian, Pemerintah AS masih ngotot dan tidak mengindahkan penentangan tersebut. Washington mengklaim, hitung mundur 30 hari untuk pengaktifan sanksi internasional atas Iran sudah dimulai sejak Jumat kemarin. (af/alalam)
Baca Juga:
Susah Payah Ingin Perpanjang Embargo Iran, AS Cuma Dapat Dukungan Negara Kecil
Rezaei: Iran Masih akan Membalas Darah Jenderal Soleimani
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini