Dikudeta Tentara, Presiden Mali Nyatakan Mundur
Dalam pidato singkat yang disiarkan televisi pemerintah, Boubacar menyatakan ia tak ingin lebih banyak darah tertumpah gara-gara ia mempertahankan kekuasaan.
Militer Mali pada Selasa (19/8) kemarin melancarkan kudeta terhadap Pemerintah, kemudian menangkap Presiden Boubacar dan PM Boubou Cisse.
Usai menahan Presiden, Militer Mali mengumumkan pembentukan Komite Nasional Keselamatan Bangsa.
Kudeta di Mali ini memicu respons dan kecaman internasional. Sekjen PBB Antonio Guterres, juga Uni Eropa dan Komisi Afrika mengutuk kudeta tersebut dan menuntut agar para pejabat itu segera dibebaskan.
Boubacar Keita kembali terpilih sebagai presiden Mali untuk kedua kalinya pada tahun 2018. Namun ia menghadapi penentangan yang terus meningkat, seiring bertambahnya kekerasan dan konflik antara kelompok-kelompok bersenjata, juga krisis ekonomi di negara tersebut. (af/tasnim)
Baca Juga:
Iran Bantah Tuduhan Tawarkan Hadiah kepada Taliban
Barang Yang Disita oleh AS Diakui Iran sebagai Minyaknya, Namun Ada Tapinya