Rusia Beri Peringatan Keras terhadap Pihak yang Membiarkan Bandaranya Dipakai AU Ukraina
Moskow, LiputanIslam.com – Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa negara mana pun yang mengizinkan angkatan udara Ukraina menggunakan bandaranya untuk menyerang Rusia akan dianggap terlibat dalam konflik.
“Penggunaan jaringan bandara negara-negara ini sebagai pangkalan untuk pesawat militer Ukraina, dan penggunaan selanjutnya terhadap angkatan bersenjata Rusia, dapat dilihat sebagai partisipasi negara-negara ini dalam konflik bersenjata,” ujar Konashenkov, seperti dikutip Interfax, Ahad (6/3).
Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa negaranya akan mempertimbangkan deklarasi pihak ketiga tentang zona larangan terbang di angkasa Ukraina sebagai partisipasi dalam perang di sana.
Dia mengatakan Rusia akan melihat “setiap langkah ke arah ini” sebagai intervensi yang “akan menimbulkan ancaman bagi anggota layanan kami.”
“Saat itu juga, kami akan melihat mereka sebagai peserta konflik militer, dan tak peduli siapa anggota mereka,” kata Putin dalam pertemuan dengan para pilot wanita.
Presiden Ukraina telah memohon zona larangan terbang di atas negaranya dan mengecam NATO karena tak bersedia memberlakukannya. Dia memperingatkan bahwa “semua orang yang mati mulai hari ini juga akan mati karena Anda (NATO).”
Di bagian lain, Putin memastikan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Rusia “tak mungkin” menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina, termasuk Chernobyl, menurut keterangan kantor kepresidenan Prancis Elysee pada hari Ahad menyusul kontak telepon antara Putin dan Macron selama 1 jam 45 menit.
“Presiden Putin mengatakan bahwa dia tidak memiliki rencana untuk melancarkan serangan ke stasiun-stasiun ini,” ungkap Elysee.
Elysee menambahkan bahwa Putin juga mengaku siap menghormati standar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk melindungi stasiun-stasiun ini, setelah pada tanggal 4 Maret lalu pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina, Zaporizhia, dilaporkan terkena serangan serangan pasukan Rusia.
Putin juga memastikan kepada Macron bahwa Rusia akan “mencapai tujuannya” di Ukraina “baik melalui negosiasi maupun melalui perang”, menurut Elysee, menyusul panggilan telepon tersebut.
Kepresidenan Prancis mengatakan bahwa Macron mencatat bahwa Putin “sangat bertekad untuk mencapai tujuannya”, termasuk “apa yang disebut presiden Rusia ‘de-Nazifikasi’ dan mencapai netralitas Ukraina,” selain mengakui kemerdekaan Krimea dan Donbass, yang merupakan tuntutan yang menurut Paris “tak dapat diterima oleh Ukraina”.
Dalam panggilan telefon itu Putin juga membantah kabar bahwa pasukan Rusia menyerang warga sipil di Ukraina. (mm/raialyoum/cbsnews)
Baca juga: