Presiden Ukraina Tolak Berunding, Tentara Rusia Gempur dari Semua Arah Dekati Kiev
Moskow, LiputanIslam.com – Kemhan Rusia menyatakan pasukan negara ini telah diperintahkan untuk melancarkan serangan ke segala arah, setelah Presiden Ukraina Volodimir Zelenesky menolak bernegosiasi dengan Rusia karena “persyaratan yang melemahkan di pihak Moskow”.
Pasukan Rusia, Sabtu (26/2), melanjutkan operasi militer di beberapa poros di Ukraina pada hari ketiga dan mendekati ibukota, Kiev, di tengah pengumuman sanksi keuangan Barat terhadap Moskow dan pejabat Rusia serta upaya untuk memulai negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
Sumber-sumber yang dekat dengan Moskow mengatakan bahwa operasi militer Rusia bertujuan menyerahkan kendali atas masalah di Ukraina kepada pihak yang bertanggung jawab dan untuk membentuk otoritas yang bersahabat dengan Rusia.
Pada Sabtu pagi Kemhan Rusia mengumumkan bahwa pasukannya telah menghancurkan 821 fasilitas militer, menembak jatuh 7 pesawat, 7 helikopter, dan 9 drone di Ukraina.
Jubir Kemlu Rusia Maria Zakharova menyatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menlu Sergei Lavrov menunjukkan “impotensi” Barat.
Dalam pidato di televisi Rusia, Zakharova menyebut keputusan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa untuk menjatuhkan sanksi itu “demonstrasi impotensi penuh kebijakan luar negeri” Barat.
Dia juga memperingatkan bahwa hubungan Rusia dengan Barat mendekati titik berbahaya.
“Itu bukan pilihan kami. Kami menginginkan dialog, tetapi Anglo-Saxon menutup opsi itu satu per satu dan kami mulai bertindak berbeda,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, “Ini bukan karena ancaman, melainkan masalahnya adalah bahwa kita telah mencapai garis setelah titik tidak bisa kembali dimulai.”
Pada hari ketiga invasi Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah bahwa negaranya tidak akan pernah menyerah kepada Kremlin.
Dalam pesan video, Zelensky yang mengenakan pakaian gaya militer hijau zaitun dan tampak lelah namun bertekad.
“Saya di sini. Kami tidak akan meletakkan senjata apa pun. Kami akan membela negara kami, karena senjata kami adalah kebenaran kami,” tegasnya.
“Kebenaran kami adalah bahwa ini adalah tanah kami, negara kami, anak-anak kami dan kami akan melindungi semua ini,” imbuhnya.
Dia lantas mengatakan bahwa Ukraina telah “menggagalkan” rencana Rusia untuk menggulingkannya, dan mendesak Rusia untuk menekan Putin agar menghentikan konflik.
Mengabaikan peringatan dari Barat, Presiden Putin menginstruksikan invasi besar-besaran yang menurut badan pengungsi PBB telah memaksa hampir 116.000 orang mengungsi ke negara-negara tetangga.
Puluhan ribu lainnya diperkirakan mengungsi di Ukraina, terutama ke wilayah baratnya yang tidak terlalu terpengaruh oleh pertempuran.
Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Lyashko mengatakan 198 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam dan 1.115 terluka konflik tersebut. (mm/moscowtimes/alalam)
Baca juga: