Tak Ada Kelompok Bertopeng dalam Demo di Kedubes AS di Baghdad, Apa Artinya?

0
693

Baghdad,LiputanIslam.com-Di malam 27 November 2019, konsulat Iran di Najaf diserang gerombolan bertopeng. Kita semua ingat bahwa pemerintahan Donald Trump menyambut gembira serangan tersebut.

Menurut saksi mata, gerombolan bertopeng itu diangkut ke Najaf dengan menggunakan bus untuk mengepung konsulat Iran.

Kebalikan dari itu, tidak ada satu pun orang bertopeng saat massa mengepung kedubes AS di Baghdad di siang bolong. Kira-kira apa pendapat Washington soal ini?

Selain tidak adanya orang bertopeng di tengah pengunjuk rasa, unjuk rasa warga Irak di depan kedubes AS dipimpin oleh tokoh dan pejabat terkenal Irak, terutama petinggi al-Hashd al-Shaabi dan wakil fraksi-fraksi besar di parlemen Irak.

Mulanya massa turun ke jalan untuk mengiringi pemakaman syuhada al-Hashd al-Shaabi yang diserang AS di perbatasan Irak-Turki. Namun amarah massa terpicu, hingga akhirnya berkumpul di depan kedubes AS.

Terkait serangan ke konsulat Iran, tim penyerang telah mendapat instruksi, karena serangan itu memang sudah dirancang sebelumnya. Namun dalam unjuk rasa di Baghdad, bisa dikatakan bahwa, untuk sesaat, penyelenggara prosesi pengiringan jenazah kehilangan kendali. Namun mereka dalam tempo singkat bisa mengontrol amarah para pengiring. Massa pengiring diminta agar tidak menyerang kedubes, tapi cukup berkumpul dan berunjuk rasa di depan gedung saja.

Dalam kasus pertama, pengepungan konsulat Iran dilakukan di malam hari oleh orang-orang bertopeng tak dikenal. Sementara dalam kasus kedua, pengepungan kedubes AS dilakukan oleh tokoh-tokoh dan penduduk Irak, itu pun tanpa perlu menutupi jati diri mereka. Dari sini saja kita bisa menyimpulkan siapa yang dibenci oleh rakyat Irak. (af/alalam)

Baca Juga:

Krisis Irak, Biang Keroknya Memang Amerika

Trump Ajak Warga Irak Melawan Iran

DISKUSI: