Kesiapan Iran Membela Libanon di Depan Blokade AS

0
724

LiputanIslam.com –  Surat kabar Al-Akhbar terbitan Libanon dalam artikelnya yang berjudul “Iran Siap: Ambillah Minyak dengan Mata Uang Lira” menyebutkan beberapa data yang menunjukkan kemungkinan pergerakan kapal-kapal Iran menuju Libanon.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa kapal-kapal Iran sedang berada di lautan, dan siap mendatangi titik mana pun tanpa kendala geografis ataupun politik setelah negara republik Islam itu mampu menjangkau negara yang bahkan dekat dengan kawasan pantai Amerika Serikat (AS) serta menerobos blokade negara adidaya ini terhadap Venezuela.

Al-Akhbar menyoal, “Bagaimana seandainya di Libanon tidak ada orang yang berani mengambil langkah demikian?”

Sumber-sumber politik papan atas mengatakan kepada Al-Akhbar, “Minyak akan dimuat di Suriah dan diangkut ke Libanon, dan kami tidak akan membiarkan negara ini menjadi sandera blokade AS, dan takut membuat keputusan determinan.”

Dalam konteks ini, Al-Akhbar menyebutkan bahwa lebih dari satu sumber di pasar minyak menekankan bahwa ketersediaan minyak tidak terputus di perusahaan-perusahaan di pusat penyimpanan, dan bahwa yang terjadi sekarang tidaklah lebih dari aksi pemerasan untuk mempertahankan keuntungan yang lebih tinggi.

Tidak mungkin lagi mengabaikan tawaran Iran untuk memasok bahan bakar, dari minyak mentah hingga minyak diesel dan bahan bakar, tanpa syarat membayar dengan mata uang dolar. Memilih tunduk pada keputusan AS, sementara minyak menjadi langka, listrik terputus, kelaparan merajalela dan kekacauan melanda jalanan tak ubahnya dengan aksi bunuh diri, atau menunggu persetujuan AS yang tak akan kunjung datang kecuali dengan persyaratan yang akan meruntuhkan negara.

Sekjen Hizbullah Libanon Sayid Hassan Nasrallah tidak asal bicara ketika memberikan pernyataan terbaru tentang ini, melainkan karena ada janji jelas dari Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk membantu Libanon mengatasi krisis dan bertahan solid di depan blokade AS.

Bantuan ini terutama berkenaan dengan dukungan bahan bakar di mana Iran siap menerima pembayaran dengan komoditas Libanon, ataupun dengan mata uang Lira/Pound Libanon, itupun dengan harga lebih rendah dari harga yang dibayar Lebanon dalam setiap pembelian dari pasar.

Sikap Mesir positif terkait kemungkinan kapal-kapal tanker minyak Iran bergerak menuju pantai-pantai Libanon ataupun Suriah untuk menyuplainya dengan produk-produk minyak. Dalam hal ini Mesir sudah menekankan kepada para pejabat AS bahwa Terusan Suez merupakan jalur internasional, yang tak dapat ditutup secara pihak, dan bahwa Mesir keberatan atas blokade terhadap Suriah dan Libanon.

Baca: Tanggapan Waswas Lembaga Think Tank Israel atas Video Ancaman Hizbullah

Meski demikian, Iran bahkan sudah mengantisipasi kemungkinan buruk  sikap Mesir dengan memperingatkan bahwa tindakan mencegah kapal-kapal Iran melintas di Terusen Suez akan dibalas Iran dengan menutup jalur pelayaran di Selat Hormuz.

Sejauh apa yang diketahui Al-Akhbar, Hizbullah telah memberitahukan kepada segenap pejabat Libanon terkait, termasuk Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab, ihwal kesediaan Iran menempuh langkah-langkah tersebut, dan bahwa Hizbullah menunggu sikap pemerintah Beirut untuk bergerak menuju Iran jika mereka menerima tawaran Teheran tersebut.

Baca: Tarian Pedang Brian Hook di UEA dan Saudi untuk Melawan Iran

Hanya saja, yang menjadi tanda tanya sekarang, menurut Al-Akhbar, ialah bagaimana seandainya di Libanon tak ada orang yang berani menempuh langkah itu, mengingat akan mengundang amarah AS dan keputusan negara arogan ini untuk menambah tekanannya dalam upaya menebar kelaparan demi menundukkan Libanon dan Suriah. (mm/alalam)

DISKUSI: