Tanggapan Waswas Lembaga Think Tank Israel atas Video Ancaman Hizbullah

0
820

LiputanIslam.com –  Pusat media media perang kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon beberapa hari lalu merilis video propaganda anti-Rezim Zionis Israel yang kemudian viral di berbagai media sosial, termasuk Twitter.

Video itu memperlihatkan beberapa target baru yang dinilai berada dalam jangkauan rudal-rudal Hizbllah, sementara latar belakang suara Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dalam video itu menegaskan rudal kelompok ini sekarang sudah mampu membidik dengan sangat akurat semua sasaran yang diincarnya di Israel.

Melalui video singkat berdurasi hampir satu menit itu Hizbullah mengancam akan menggempur kota-kota utama Israel, sembari menyebutkan bahwa kelompok yang didukung Iran itu sudah memperoleh koordinat berbagai sasaran di wilayah Israel.

Lihat: Video: Pasukan Hizbullah Pertontonkan Target-Target Incarannya di Israel

Lantas bagaimana tanggapan Israel? Tanggapan dari pihak negara Zionis ilegal ini justru cenderung mengkonfirmasi apa yang dikatakan Sayid Nasrallah. Lembaga think tank Israel, Pusat  Kajian Strategis Begin-Sadat (BESA Center), merilis kajian yang disusun oleh pakar pertahanan Israel Uzi Rubin, orang yang pernah mengepalai proyek pertahanan anti-rudal “Arrow” di bawah badan keamanan Israel.

Kajian itu menyebutkan bahwa Israel telah mengerahkan berbagai upaya signifikan untuk mematahkan “proyek presisi” rudal Hizbullah, karena proyek ini akan menempatkan Hizbullah pada posisi baru, dan jika proyek ini rampung maka Hizbullah jadi memiliki senjata udara yang khas dan unggul meski tanpa jet tempur.  Kajian itu memperingatkan bahwa persenjataan Hizbullah mengalami peremajaan dan memiliki rudal-rudal berpresisi tinggi yang dapat membidik dengan sangat akurat berbagai fasilitas di seluruh penjuru Israel.

BESA Center juga menyinggung serangan rudal Iran ke pangkalan Ain al-Assad yang ditempati pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak pada bulan Januari 2020. Lembaga ini mengungkap fakta bahwa salah satu rudal Iran telah menerjang saluran serat optik yang menghubungkan pusat pengendalian dengan pesawat-pesawat nirawak melalui perangkat komunikasi yang terpasang pada pesawat.

Akibatnya, para operator AS kehilangan kendalinya atas skuadron pesawat nirawaknya yang sedang mengangkasa ketika terjadi serangan rudal Iran, dan AS baru dapat memulihkan komunikasinya dan berhasil mendaratkan pesawat-pesawatnya dengan selamat setelah dilakukan upaya perbaikan yang berlangsung selama beberapa jam.

Menurut kajian tersebut, Angkatan Udara AS yang berposisi di Pangkalan Udara Ain al-Assad gagal menghadapi gempuran rudal Iran. Dengan kata lain, dalam peristiwa itu Iran berhasil meraih posisi di atas angin melalui rudal-rudal presisinya meski tak menggunakan pesawat udara.

BESA Center kemudian menyebutkan skenario bahwa dalam perang mendatang Hizbullah akan berusaha melancarkan “Operasi Fokus”-nya sendiri melalui serangan rudal presisinya untuk melumpuhkan pengkalan-pangkalan udara Israel begitu pertempuran dimulai, sementara sistem pertahanan anti-rudal Israel berupa Kubah Besi dan David’s Sling, ataupun senjata laser di masa mendatang tidak menjamin akan dapat menjadi benteng udara yang kokoh bagi Israel.

“Operasi Fokus” yang disebutkan dalam kajian itu mengacu pada operasi serangan udara pre-emptive yang dilancarkan Israel dalam Perang Enam Hari Israel pada tahun 1967 terhadap berbagai bandara dan pesawat tempur Arab. Operasi ini menghasilkan keunggulan mutlak Israel di angkasa, dan angkatan udara Zionis dapat leluasa menyokong angkatan daratnya dalam perang ini.

BESA Center menyarankan diversikasi tambahan bagi kemampuan ofensif Israel untuk menutupi keterbatasan temporal Israel dalam menghasilkan intensitas penerbangan. Menurut lembaga ini, jika Hizbullah dapat menggalang kekuatan udara tanpa pesawat maka Israelpun juga dapat melakukan hal serupa.

BESA Center kemudian mengkritisi pandangan bahwa senjata rudal tidak akan dapat memenangi pertempuran, dan menilainya sama sekali tidak akurat. Alasannya, rudal-rudal mutakhir sekarang memiliki kemampuan yang sangat besar dan tak kalah hebatnya dengan jet-jet tempur modern serta dapat dioperasikan secara lebih praktis karena tidak memerlukan pangkalan-pangkalan besar yang membebani dan rentan serangan.

BESA Center memastikan bahwa rudal-rudal mutakhir yang kini mampu memindai titik dapat melumpuhkan infrastruktur militer dan sipil serta kota negara manapun sehingga resiko kekalahan negara itu menjadi sangat besar. Karena itu, lembaga ini menekankan bahwa Israel harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk mencegah kekalahan Israel akibat gempuran rudal musuhnya. (mm/raialyoum)

DISKUSI: