Silogisme PKI ala Ormas
Editorial, LiputanIslam.com–Demo menentang PKI yang digelar FPI di Jawa Barat (31/5) menjadi olok-olok sebagian publik di dunia maya karena menggunakan spanduk yang menyamakan PKI dengan Liberalisme. Mereka yang pernah sedikit mempelajari filsafat tahu pasti bahwa akar kedua pemikiran itu (komunisme versus liberalisme) adalah sangat bertolak belakang. Menyamakan keduanya sungguh salah kaprah.
Namun, dalam demo serupa yang diselenggarakan Front Pembela Islam, FKPPI, Pemuda Pancasila, Forum Umat Islam, di Jakarta, Jumat (3/6), muncul spanduk yang juga menyamakan PKI dengan Liberal namun dengan silogisma berikut ini:
PKI tolak hukum Islam
Liberal tolak hukum Islam
Maka, Liberal = PKI
Baiklah, bila silogisme semacam itu bisa dipakai, bagaimana bila kita berkata demikian:
DI/TII memberontak pada NKRI
PKI memberontak pada NKRI
Maka, DI/TII = PKI
Sudah dipastikan, para simpatisan DI/TII di Indonesia (yang kini menjelma dalam berbagai ormas pro-khilafah dan anti NKRI) akan marah besar membaca silogisme seperti itu.
Kedua silogisme di atas sama-sama salah, tapi kami tidak akan berpanjang-panjang membahasnya, silahkan pembaca memikirkannya sendiri. Kami hanya ingin mempertanyakan kepada pihak-pihak yang saat ini gencar menyuarakan isu kebangkitan PKI. Mengapa partai usang yang sudah bubar puluhan tahun yang lalu, tidak ada negara manapun di dunia ini terindikasi jadi pendukung dana bagi partai ini (bila benar bangkit lagi), diperlakukan sebagai hantu besar? Padahal, ormas-ormas anti NKRI, berbaiat pada ISIS, anti Pancasila, menyerukan makar, dan lain-lain, sudah jelas muncul di depan mata dan terbukti mendapatkan aliran dana dari negara-negara Arab Wahabi?
Rencana apakah yang sedang Anda jalankan di negeri ini? Bila Anda memang benar cinta negeri ini, sebaiknya kelompok-kelompok yang gemar menggunakan silogisme salah untuk membodoh-bodohi rakyat -lah yang Anda tertibkan. (dw)