Zionis Israel Sedang Tidak Baik-Baik Saja

0
289

LiputanIslam.com –Israel saat ini sedang tidak baik-baik saja. Sebagaimana yang dilaporkan Koran Haaretz, sebuah dokumen rahasia dari Kementerian Luar Negeri Israel telah tersebar secara tidak sengaja, yang isinya adalah evaluasi Kementerian Luar Negeri Israel terkait dengan posisi Israel yang semakin melemah di dunia internasional. Menurut dokumen tersebut, selama ini, posisi Israel masih cukup kuat di dunia internasional karena dua hal: citra sebagai negara demokratis serta citra menyelesaikan konflik dengan cara damai.

Terkait dengan faktor pertama, Israel sampai sejauh ini memang berhasil menampilkan diri sehingga dikenal sebagai negara demokratis. Adapun lawan-lawan Israel, yaitu kelompok-kelompok perjuangan Palestina serta kubu resistensi, bukan gerakan yang mengusung demokrasi.

Kata demokrasi memang menjadi senjata ampuh untuk menciptakan citra baik di kalangan internasiomal. Sebuah negara demokratis harus dibela, sehingga kebijakan apapun yang dilakukan oleh negara yang bersumber dari aspirasi rakyatnya cenderung untuk dibenarkan dan mendapatkan simpati. Dalam kasus Israel, citra bahwa Zionis adalah negara demokratis menjadi pesan kuat bahwa segala kebijakan negara, termasuk ketika berhadapan dengan Palestina, semuanya bersumber dari aspirasi rakyat Israel yang harus dihormati.

Data memang menunjukkan bahwa tingkat partisipasi warga Yahudi dalam pemilu di Israel selalu stabil di angka 60 hingga 70 persen. Angka ini tentu jauh lebih baik dibandingkan dengan tingkat partisipasi publik AS dalam berbagai pemilu yang berkali-kali berada di bawah 50 persen. Padahal, Amerika adalah negara yang dikenal sebagai “embahnya” demokrasi.

Akan tetapi, belakangan ini, demokrasi di Israel semakin dipertanyakan seiring dengan banyaknya protes-protes, aksi mogok massal, serta pembangkangan yang dilakukan oleh sejumlah institusi dan juga kalangan masyarakat sipil kepada pemerintahan ultra-kanan Netanyahu hasil pemilu tahun ini. Koalisi ultra-kanan pimpinan Netanyahu memenangi pemilu berkat gagasan politik identitas keyahudian yang sangat populis. Akan tetapi, ketika diimplementasikan, berbagai gagasan tersebut justru meningkatkan ancaman keamanan dari perlawanan Palestina.

Kemudian, citra kedua yang selalu diupayakan untuk dilekatkan kepada Israel adalah masalah kecenderungan kepada perdamaian. Israel selama ini dicitrakan sebagai pihak yang cenderung kepada perundingan dan perdamaian dalam menyelesaikan konflik. Sebaliknya, Palestina dan berbagai pihak yang menjadi pendukungnya dicitrakan sebagai pihak-pihak yang liar, cenderung kepada kekerasan, serta anti perdamaian. Iran dan HAMAS, dan Hezbollah Lebanon bahkan diberi stigma teroris.

Untuk citra kedua inipun Israel sedang tidak baik-baik saja. Citra Israel sebagai rezim yang cinta perdamaian juga semakin menurun. Situasi ini juga muncul sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari watak rasis pemerintahan Israel saat ini. Aksi-aksi provokatif dan berbagai sikap represif Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, bahkan hingga melakukan pelecehan secara terbuka kepada kesucian Masjid Al-Aqsha semakin menyingkap wajah asli Zionis Israel yang sebenarnya memang sangat jauh dari watak damai.

Walhasil, saat ini, Israel memang sedang tidak baik-baik saja. Reputasinya semakin anjlok di mata warga dunia. Di sisi lain, kelompok-kelompok perlawanan dan resistensi semakin menunjukkan wibawa, kemajuan, serta soliditas. (os/editorial/liputanislam)

DISKUSI: