Berbuat Baik kepada Ibu

0
580

Mother's DayOtong Sulaeman

Penghormatan dan berbuat baik kepada orang tua (birrul-waalidayn) adalah salah satu perintah agama Islam yang sangat sharih (jelas) dengan tingkat penekanan yang juga sangat jelas. Perintah Allah dalam Alquran terkait dengan penghormatan kepada kedua orang tua diletakkan segera setelah perintah tauhid.

Saat Allah SWT mengambil Perjanjian dari Bani Israil, salah satu butir janji tersebut adalah penghormatan kepada kedua orang tua. “Ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dengan Bani Isra’il, agar kalian (wahai Bani Isra’il) tidak beribadah kecuali kepada Allah, dan agar kalian berbuat baik kepada kedua orang tua (Al Baqarah: 83).

Paling tidak, ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa berbuat baik kepada orang tua adalah salah satu perintah sangat penting dari ajaran agama samawi. Bahkan kalau kita melihat redaksinya, perintah tersebut malah diletakkan segera setelah perintah paling inti dari ajaran agama, yaitu tauhid. Dari sisi ini, sebagian ahli agama meyakini bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua menjadi pilar penting kedua di dalam agama setelah perintah tauhid.

Di antara kedua orang tua, ibu menempati posisi dan hak untuk dihormati lebih tinggi daripada ayah. Karena itu, perintah berbuat baik kepada kedua orang tua memiliki cita rasa penekanan yang lebih kepada ibunda. Maksud dari “berbuat baik kepada orang tua” seringkali bermakna “berbuat baik kepada ibu”. Kebaikan kepada ibu menjadi parameter kebaikan kepada kedua orang tua secara keseluruhan.

Ayat 14 surah Luqman merekam petuah guru besar ummat manusia, Luqman Al-Hakim, sebagai berikut: “Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah serta menyapihnya dalam dua tahun. (Kami wasiatkan) agar engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah engkau akan kembali.”

Perhatikan, bagaimana perintah berbuat baik kepada kedua orang tua itu langsung dihubungkan dengan pengorbanan yang ditunjukkan seorang ibu selama mengandung hingga selesainya masa menyusui. Perhatikan juga bahwa perintah bersyukur kepada Allah, langsung juga disusul dengan perintah untuk bersyukur (berterima kasih) kepada kedua orang tua.

Hari ini, bangsa Indonesia tengah merayakan Hari Ibu. Tentu akan sangat naif jika peringatan tersebut hanya berupa perayaan seremonial atau simbolis tanpa pemaknaan. Sekedar memberikan hadiah atau mengambil alih tugas-tugas rumah tangga yang biasanya dipegang ibu (semisal memasak) tentu tidak cukup. Hari Ibu perlu dimaknai sebagai hari perjuangan politis perempuan. Namun tentu saja sebelum melangkah jauh, upaya politis dimulai dengan perenungan terkait kewajiban yang kita emban selaku anak kepada kedua orang tua, khususnya ibu.

Ternyata, jika yang kita rujuk adalah teks-teks agama, masih banyak kewajiban kita kepada ibu yang belum dilaksanakan secara proporsional. Kita belum menempatkan penghormatan kepada kedua orang tua sebagai tugas-agama-kedua setelah kewajiban untuk tidak menyekutukan Tuhan. Selain itu, saat kita bersyukur kepada Allah atas beragam anugerah-Nya kepada kita, sangat jarang langsung muncul dalam benak kita kesadaran untuk juga berterima kasih kita kepada kedua orang tua, khususnya ibu.

Dalam bahasa agama, kegagalan dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya secara proporsional itu disebut sebagai kezaliman. Karena itu, sudah selayaknyalah kita melakukan reproporsionalitas kebajikan kita kepada ibu kita, supaya kita tidak dicap sebagai orang yang menzalimi ibu.

Selamat merayakan Hari Ibu! (editorial/liputanislam.com)

DISKUSI: