Muslim Nigeria Dibantai, Dunia Bungkam…
LiputanIslam.com — Terkait insiden mematikan di Nigeria, Presstv (15/12/2015) mewawancarai Dr. Nusaiba Ibrahim Zakzaky, puteri dari Ayatullah Ibrahim Zakzaky. Saat ini, Dr. Nusaiba tengah berada di Dubai. Berikut petikan wawancaranya:
Press TV: Bisakah Anda menceritakan apa yang Anda ketahui tentang insiden yang menimpa ayah Anda (Ayatullah Zakzaky)?
Dr. Nusaiba: Hari ini mereka menelepon saya. Dan saya tidak benar-benar waspada terhadap segala sesuatu yang terjadi di luar karena saya hanya berkomunikasi dengan orang tua saaya semata. Sementara orang-orang di luar rumah tidak bisa berhubungan dengan saya. Saat ditelepon, di Dubai sekitar jam 12 dan saya diberitahu bahwa mereka semua telah ditembak.
Press TV: Jadi, apakah orang tua Anda terluka?
Dr. Nusaiba: Ya, mereka terluka.
Press TV: Apakah mereka mendapatkan perawatan medis, ataukah mereka hanya dibiarkan begitu saja?
Dr. Nusaiba: Mereka dibiarkan dalam waktu yang lama, sekitar enam jam seusai mereka menelepon saya. Saya mencoba menelepon orang-orang agar mencoba membantu mereka jika kebetulan ada yang di lokasi. Tapi tidak ada yang menolong, dan yang berada di lokasi pun telah tertembak dan tak ada yang bisa dilakukan.
Akhirnya saya mencoba mengubungi beberapa orang yang saya kenal, sekitar sejam atau dua jam kemudian saya diinformasikan oleh Sayyid Masoud, dia bekerja di Islamic Human Rights Commission. Ia memberitahu bahwa mereka akan dipindahkan segera dan berharap mendapatkan perawatan medis, hanya saja mereka juga tidak yakin.
Press TV: Apakah Anda mengetahui bagaimana awal mula insiden ini? Apakah Anda mendapatkan informasi dari orang tua? Saat ini, Nigeria tidak mau menjelaskan insiden ini secara detail.
Dr. Nusaiba: Yah, tapi saya juga tidak benar-benar bisa menjelaskan. Saya hanya bertanya pada adik saya. Dia ada di tempat kejadian. Mereka tengah mengadakan acara keagamaan di Zaria, dan mereka meneriakkan yel-yel. Hanya itu. Mereka berada di dekat Husseiniyah dan menggelar acara di sana.
Press TV: Lalu apakah militer Nigeria ada di lokasi kejadian?
Dr. Nusaiba: Ya, saya diberitahu demikian keadaannya. Militer Nigeria ada di lokasi dan mereka mengepung, meledakkan gerbang dan korban jiwa pun berjatuhan.
Press TV: Kira-kira berapa orang yang gugur?
Dr. Nusaiba: Saya tidak tahu jumlah pastinya. Kemarin diberitahu bahwa korbannya mungkin mencapai 450 orang. Tetapi saya diberitahu bahwa sekitar 300 jenazah ada di rumah sakit, sehingga kemungkinan yang gugur mungkin mencapai total seribu-an orang. Tapi jumlah pastinya saya tidak tahu.
Press TV: Lalu bagaimana dengan pendukung Islamic Movement yang lain? Bisakah Anda menceritakan kondisi terkini? Apakah militer telah meninggalkan lokasi insiden? Bagaimana dengan pengikut-pengikut ayah Anda? Apakah mereka ditahan atau dibiarkan saja?
Dr. Nusaiba: Jika mereka menemukan pengikut Ayah di lokasi, pastilah militer akan membunuh mereka. Militer membunuh semua orang, dan ada foto di depan rumah kami—tubuh-tubuh tak bernyawa bergelimpangan dimana-mana. Tentara tidak membiarkan orang-orang untuk masuk ke area rumah.
Lalu tentara membawa beberapa orang entah darimana, lalu diantara mereka ditembak. Diantara yang selamat, yang berhasil saya ajak bicara berkata bahwa ia merasa berhalusinasi. Ia tidak tahu apa yang terjadi, mungkin saja mereka diberi sesuatu. Ia bilang bahwa orang-orang yang dibawa bersamanya telah ditembak semua. Ia berhasil merangkak di tengah-tengah rimba dan akhirnya ditemukan oleh masyarakat setempat.
Press TV: Apa yang disuarakan oleh ayah Anda sehingga ia mendapatkan kebencian yang begitu dalam dari militer Nigeria?
Dr. Nusaiba: Jujur saja, hanya ini yang bisa saya katakan. Ayah saya mencoba untuk memberikan pemahaman kepada rakyat, karena di Nigeria, rakyat ditekan, tidak mendapatkan hak-haknya, pemerintah bertindak sewenang-wenang dan melakukan apa saja yang ingin mereka perbuat. Seperti yang Anda lihat, mereka begitu mudahnya membunuhi masyarakat sipil, dan tak ada satupun yang memprotes hal tersebut.
Ayah saya mencoba memberitahu pada rakyat Nigeria, bahwa mereka memiiki hak, dan mereka harus memperjuangkannya. Saya rasa, penguasa tidak ingin hal itu terjadi, karena jika rakyat menyadari hak-haknya, niscaya mereka tidak akan mau hidup seperti sekarang. Bukankah hal ini adalah ancaman bagi penguasa?
Press TV: Menurut Anda, apakah pemerintah Nigeria akan bertanggung jawab atas insiden ini?
Dr. Nusaiba: Saya meragukannya. Saya berharap mereka bertanggung jawab namun selama ini hal itu tidak pernah terjadi. Saat mereka membunuh 3 orang saudara saya, saya pikir mereka berharap bahwa rakyat akan membalas dengan melakukan kekerasan ataupun hal tak patut, tetapi hal itu tidak terjadi. Kami tidak membalas. Saya masih ingat, ayah saya mengaku bangga melihat bagaimana kami bisa mengendalikan diri. Kami tidak menyerang siapapun, kami meminta mereka bertanggung jawab, tapi kami tidak melakukan kekerasan.
Tapi lihatlah, mereka menyerang kami seolah-olah kami ini adalah pasukan bersenjata.
Kami tidak bersenjata. Mereka menembaki kami seakan-akan mereka bertempur melawan pasukan bersenjata juga. Dan tentu saja saya tidak tahu apakah mereka akan bertanggung jawab. Mereka tidak pernah bertanggung jawab atas apapun yang mereka lakukan. Mereka menyeret orang-orang, lalu membunuhnya, dan tak ada satupun yang peduli.
Press TV: Bagaimana dengan kurangnya perhatian dari media mainstream terkait pembantaian di Nigeria ini? Apakah Anda merasa kaget melihat tak ada media yang mengekspos masif kasus ini?
Dr. Nusaiba: Yah, ini mengejutkan. Kami disini dalam waktu yang sangat lama, lebih dari 30 tahun…tetapi tak ada seorang pun yang tahu bahwa militer Nigeria telah membunuhi rakyat. Tak ada yang peduli. Bisakah Anda melihat bagaimana publik internasional begitu memperhatikan Boko Haram? Semua orang di seluruh dunia membicarakan Boko Haram. Tetapi bagaimana dengan rakyat Nigeria? Mereka dibunuhi namun tak ada seorang pun yang membicarakan hal tersebut. (ba)