Dr. Shaaban: Lewat Perang Suriah Barat Ingin Hancurkan Arab

0
321
Shaaban (kiri), Beeley (kanan)

Shaaban (kiri), Beeley (kanan)

LiputanIslam.com–George Orwell pernah menulis, “Cara paling efektif untuk menghancurkan sebuah masyarakat adalah dengan membuat mereka lupa akan sejarah bangsa mereka.” Selama 4 tahun terakhir, kita menyaksikan betapa milisi Al Qaida (dan berbagai afiliasinya) menghancurkan situs-situs kuno di Suriah. Suriah adalah salah satu negara tertua di dunia dan menyimpan kekayaan sejarah umat manusia. Namun hampir semuanya kini hancur berkeping-keping dibom oleh para teroris.

Vanessa Beeley, jurnalis independen, mewawancarai Dr. Bouthaina Shaaban, penasehat politik dan media Presiden Bashar al Assad. Berikut terjemahan sebagian pernyataan Dr. Shaaban.

Media Korporasi Mengubah Realitas di Suriah

Mereka [media massa Barat] datang ke sini dengan pertanyaan-pertanyaan bersifat tuduhan, mereka tak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka datang ke sini untuk bertanya pada saya, mengapa Anda bekerja dengan pria yang ‘membunuh rakyatnya sendiri.’ Sungguh buruk mengawali wawancara seperti itu. Mereka datang ke sini untuk mendapatkan kredibilitas tapi nyatanya hanya untuk mengkonfirmasi cerita versi mereka daripada mencari tahu apa yang terjadi.

Mengapa Negara Kami Dihancurkan?

Kita benar-benar berada di Perang Dunia III, tanpa menyebutnya demikian, namun yang terjadi adalah perang global antara dua proyek dan dua cara berpikir– antara konsep Barat yang mempromosikan gaya hidup mereka, ideologi mereka, cara berpikir mereka, sementara peradaban tua seperti Cina, India, dan Arab berjuang menjaga identitas mereka dan menurunkannya ke anak-cucu mereka.

Mengapa kami dicegah untuk memiliki budaya kami sendiri, kehidupan kami sendiri? Mengapa keluarga kami dihancurkan? Mengapa negara kami dihancurkan? Ini adalah hal yang buruk yang terjadi di semua negara di dunia. Kita punya hak untuk hidup seperti yang kita inginkan, untuk hidup dengan budaya kita sendiri. Anda mungkin berpikir Paris adalah tempat yang keren, namun saya merasa Damaskus adalah tempat terindah di dunia. Saya berkali-kali diminta meninggalkan pekerjaan saya sebagai Duta Besar, tapi saya tidak bisa meninggalkan Damaskus.

Jadi, tolong tinggalkan kami sendirian– ini adalah pesan kami. Sayangnya Barat tidak pernah memikirkan perasaan orang-orang atau mendengarkan aspirasi mereka.”

shaabanEksepsionalisme Barat

Masalah di dalam sistem Barat adalah bahwa mereka berpikir mereka superior [atas segala bangsa] dan mereka ingin ‘memperadabkan’ kita dan membuat kita menyesuaikan ‘standar’ mereka. Saya benci mendengar Obama atau pejabat AS lainnya berbicara tentang Eksepsionalisme [keistimewaan] Amerika. Apa maksud mereka dengan sebutan itu?

Tuhan menciptakan kita semua sebagai manusia yang sama. Di Quran, Tuhan bersabda tentang keberagaman antara kita dan kita harus merayakan dan menghargai keberagaman ini. Ide supremasi ini pada dasarnya berakar dari rasisme, yaitu keangkuhan atas ras, warna kulit, atau negara lain. Saat perang yang terjadi bukan hanya di medan perang, tetapi juga perang nilai-nilai.

Kehancuran Timur Tengah itu untuk Melindungi Israel.

NATO mencoba memasukkan konsep negara Islam ekstrimis ke dalam negara sekuler Suriah. Barat seharusnya malu karena mendukung negara-negara seperti Arab Saudi dan Qatar, melawan Suriah, Irak atau Sudan. Kami adalah negara sekuler yang memproduksi buku-buku ilmuwan, intelektual, dsb. Alasan Barat melakukan hal tersebut bisa dijelaskan dengan konflik Arab-Israel. Saya merasa dukungan Barat terhadap Israel melawan Palestina dan kehancuran semua penduduk dan identitas mereka memperlihatkan bahwa Barat ingin membuat Israel menjadi negara kuat di Timur Tengah dalam waktu 50 tahun atau seratus tahun ke depan. Agar hal itu bisa tercapai, mereka menghancurkan kebudayaan Arab.

Sayangnya, sekarang saya melihat sebuah kerjasama jahat di antara negara-negara Teluk, Israel, dan Barat.

Sebagai wanita Arab, saya tumbuh besar mengetahui bahwa negara saya adalah bagian dari Bilad al-Sham, Greater Syria. Saya tidak mengatakan hal ini dengan agresif, namun dengan penuh kecintaan, sebab Suriah adalah bagian dari Palestina, Lebanon, Jordan dan saya tak mengerti mengapa sebagai wanita Suriah, saya tidak bisa mengunjungi Al Aqsa.  Letaknya sangat dekat secara geografis, namun tidak mungkin bagi saya untuk ke Al Aqsa karena Israel telah tertanam di sana.

Israel adalah fokus utama negara-negara Barat. Semua perang terhadap negara Arab, dan apa yang mereka sebut sebagai ‘Arab Spring’ adalah untuk menghancurkan tentara Arab dan mencegah negara Arab manapun untuk melawan Israel di masa depan.Mereka tidak ingin kami membebaskan Golan Heights, atau Palestina, atau sekedar mengambil hak-hak kami.

Sementara itu, terdapat setidaknya 50 resolusi PBB yang memberikan penduduk Palestina setidaknya setengah kawasan negara mereka. Sebaliknya, AS menggunakan 37 veto untuk mencegah Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka. Hipokritas Barat memang luar biasa.

Inilah bagaimana supremasi Barat berubah melawan Arab, karena media Zionis yang memberitahu kepada Barat bahwa Arab adalah bangsa yang ‘terbelakang’ dan primitif. Publik termakan dengan propaganda ini dan mereka mengancam kami.  Ini adalah rasisme terhadap Arab.

Kami adalah bangsa Arab, kami memiliki sejarah dan peradaban. Apa yang mereka lakukan terhadap peradaban kami,  terhadap sejarah dan masa depan kami membuat saya teringat bagaimana suku Indian diperlakukan di Amerika. Mereka telah menghancurkan Palmyra, mereka menghancurkan sejarah dan budaya kami. (ra/21stcenturywire)

DISKUSI: